JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah pendemi Virus Corona di Ibu Kota, lahir tren baru, keliling Jakarta naik mobil, entah sendirian atau bersama keluarga. Tren ini juga diikuti dengan seruan di mobil aja, karena selama berpergian, pengemudi dan penumpang bertahan tetap di kabin saja, sama sekali tidak keluar.
Selain untuk memecah kebosanan karena seruan social distancing sampai kampanye kerja dari rumah alias work from home (WFH) yang sudah bergulir dua pekan lebih. Ternyata, tren naik mobil ini ada positifnya, terutama terkait kelistrikan kendaraan.
Pasalnya, ketika mobil dalam keadaan parkir, mesin mati atau posisi kontak off, sejumlah komponen mobil masih butuh pasokan daya listrik. Misalnya untuk kebutuhan alarm, jam digital, hingga perangkat immobilizer.
Daya listrik itu diperoleh dari penyimpanan listrik pada aki yang punya kapasitas terbatas. Jika tak ada aliran listrik baru ke aki, persediaan tersebut lama-kelamaan akan habis.
Konsekuensinya, mobil yang didiamkan cukup lama bakal sulit dihidupkan. Lantaran daya listrik aki tidak mampu untuk memutar dinamo ampere (starter).
Oleh sebab itu, dalam kondisi WFH seperti sekarang, mesin mobil harus sering dipanaskan.
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, mengatakan, tujuan menghidupkan mobil sebenarnya lebih untuk merawat aki agar selalu dalam kondisi terisi.
“Pengisian aki oleh alternator akan lebih baik apabila mobil dalam kondisi berjalan. Karena tidak cukup hanya posisi langsam saja” ujar Suparna, kepada Kompas.com belum lama ini.
Sebab pengisian daya yang dilakukan oleh alternator baru efektif saat mesin berputar di sekitaran 1.000 sampai 2.000 rpm.
“Sebenarnya bisa saja kalau hanya digas saat parkir, tapi kan sayang bensinnya. Lebih bagus lagi kalau sambil dipakai, tidak usah terlalu jauh, diajak berputar sebentar sudah cukup,” kata Suparna.
Seperti diketahui, saat kondisi tanggap darurat kita tidak sama sekali dilarang untuk keluar rumah. Masyarakat masih diperbolehkan pergi, misalnya ke supermarket untuk membeli kebutuhan rumah tangga ataupun keperluan penting lainnya.
Febrina Sugianto, Dokter Rumah Sakit Al-Huda Banyuwangi, Jawa Timur, mengatakan dari segi kesehatan kegiatan berkendara mobil selama masa tanggap darurat diperbolehkan.
Asalkan dilakukan dengan orang yang berada dalam satu karantina yang sama. Tentu hal ini akan berbeda jika dilakukan dengan orang yang tidak satu karantina.
“Karena kita tidak tahu bagaimana kondisi orang tersebut, sehat atau tidak, histori perjalanannya seperti apa,” ucap Febrina.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/02/094200615/ternyata-tren-keliling-jakarta-di-mobil-aja-ada-positifnya