Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 3 Generasi Yamaha Scorpio yang Kini Harganya Tembus Puluhan Juta Rupiah

SOLO, KOMPAS.com- PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menghadirkan Scorpio pada 2002 silam. Saat pertama kali dipasarkan di Indonesia, pio begitu sebutannya, statusnya masih Completely Built Up (CBU) Jepang.

Kala itu, kuda besi dengan kubikasi 225 cc itu hadir utuh dan didatangkan langsung dari Jepang. Awalnya, kehadiran Pio ini sebagai penerus dari kesuksesan RX-King yang dinilai sudah tidak lagi ramah lingkungan.

Maka, tidak heran jika saat pertama kali dipasarkan di Indonesia bentukan Pio ini sangat mirip dengan RX-King. Mulai dari model lampu depan, tangki dan juga posisi berkendaranya.

Tetapi, seiring dengan perjalanannya banyak perubahan yang dihadirkan pada motor berjuluk kalajengking ini. Terakhir, mulai dari tahun 2010-2015, Scorpio diproduksi dengan nama Scorpio Z.

Berikut generasi Yamaha Scorpio dari 2002 hingga 2015.

Awal kemunculannya di Indonesia, Yamaha Scorpio memang memiliki bodi yang cukup unik, yakni dengan bentuk tangki kotak.

Sedangkan, motor-motor dari pabrikan lainnya menggunakan tangki dengan bentuk menggembung. Dengan tampilan inilah Pio dikenal dengan nama Steko kependekan dari Scorpio tengki (tangki) kotak.

Tetapi, jangan salah dengan status yang masih CBU Steko justru menjadi incaran para kolektor saat ini.

Bahkan harganya mencapai puluhan juta, dan ada seorang pemilik Steko yang menawarkannya mencapai Rp 30 juta di salah satu situs jual beli daring.

Selain memiliki bentuk yang ikonik, Steko juga dipercaya memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan Scorpio yang sudah dirakit di Indonesia.

Hanya saja, status CBU ini hanya bertahan hingga tahun 2004 saja. Setelah itu, Pio sudah tidak lagi CBU karena ada campur tangan perakitannya di Indonesia.

Ketua Umum Adventure Scorpio Indonesia Club Surakarta (ASICS), Patrice Haryanto mengatakan, CBU ini hanya dikeluarkan tiga tahun mulai 2002 sampai 2004 saja.

“Setelah itu ada campuran dari pabrikan di Indonesia, dan kualitasnya juga tidak seperti yang CBU,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (6/3/2020).

Pada generasi kedua, PT YIMM menamakan Pio dengan embel-embel Z di belakang nama Scorpionya. Generasi kedua ini diproduksi mulai dari tahun 2005 hingga 2010.

Ada sejumlah perubahan yang dilakukan pada tubuh kuda besi bermesin 225 cc itu.
Ubahan itu terlihat dari bentuk tangki yang terlihat semakin besar dan juga lampu belakang yang semakin besar.

Dengan perubahan pada tangki ini, otomatis kapasitas bahan bakar tangki juga bertambah dari sebelumnya yang hanya 12 liter menjadi 13,5 liter.

Kemudian untuk lampu belakang dari sebelumnya lampu sein menjadi satu dengan lampu belakang dipisah. Lampu sein dipasang pada spakbor belakang.

Selain itu, ada juga sejumlah pembeda pada bagian mesinnya yakni adanya perangkat air induction system (AIS) pada bagian cylinder head.

“Yang membedakan antara Scorpio G dengan yang new atau setelahnya selain pada body juga AIS itu, selain itu tidak ada,” ujar pria yang akrab disapa Lik Totok itu.

Generasi ketiga ini menjadi generasi terakhir motor berjuluk kalajengking itu. Setelah produksi selama 13 tahun, akhirnya PT YIMM harus menghentikan produksi pio pada 2015.

Produk pio terakhir yang dijual di pasaran adalah keluaran 2015. Pada generasi ketiga ini ada banyak perubahan yang dilakukan oleh PT YIMM.

Perubahan yang dilakukan mulai dari lampu depan, bentuk lampu sein, tangki, bodi belakang hingga lampu belakang.

Sayangnya, Scorpio generasi terakhir ini sepertinya tidak mendapatkan respon yang baik dari para pencinta motor.

Ini terbukti dari harga jualnya yang anjlok bahkan di bawah harga pasaran dari Steko.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/07/081200915/mengenal-3-generasi-yamaha-scorpio-yang-kini-harganya-tembus-puluhan-juta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke