TANGERANG, KOMPAS.com - Kendaraan besar seperti truk dan bus memiliki blind spot atau titik buta. Pada bagian tertentu pengemudi sulit melihat posisi pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor lain.
Ahmad Saiful Hanafi, pengemudi truk dari PT Alam Widjajatrans pun membagikan kisahnya, berkaca dari pengalamannya, sopir truk sebetulnya sulit melihat kendaraan lain terutama di bagian pojok kiri depan.
"Kalau kita bawa truk besar, pojok kiri dan kanan jelas tidak kelihatan. Samping kiri terus terang tidak kelihatan, sehingga kalau belokan panjang, istilah orang Jawa (dikhawatirkan) nyabet (terserempet)," kata Ahmad di BSD City, Tangerang, Rabu (26/2/2020).
Saiful mengatakan, pojok kiri cukup krusial. Jika mobil saja sulit terlihat apalagi motor yang dimensinya lebih kecil. Karena itu dia mengimbau pengguna jalan sebaiknya menjaga jarak aman dan jangan menyalip dari kiri.
"Imbauan dari saya kalau ada armada truk besar, tolonglah kasih kesempatan dulu (jangan berusaha terus menyodok). Buat saya gitu, kasih kesempatan," katanya.
Pria yang sudah 23 tahun menjadi pengemudi truk ini mengatakan, paling sulit ialah menjaga posisi dari motor. Banyak motor selap-selip secara sembarangan dan menyodok truk, padahal hal itu sangat berbahaya.
"Jadi kita harus antisipasi sendiri, ya kadang suka kesal (sama pemotor yang selap-selip). Tapi kita kan bawa pendamping (kenek), dia yang bisa kasih tahu ke kita, yang jelas kita harus antisipasi diri," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/27/095455115/curhat-sopir-truk-soal-motor-yang-sering-selap-selip-nyalip-truk