JAKARTA, KOMPAS.com - Meski jarang membicarakan soal kendaraan listrik, bukan berarti PT Honda Prospect Motor (HPM) tinggal diam.
Selama ini Honda menggaku sudah memiliki beberapa produk elektrifikasi, namun langkah strateginya masih terhalang aturan teknis yang tak kunjung keluar.
"Banyak sekali line-up Honda yang bisa dielektrifikasi, tapi juknis ini belum keluar. Juknis itu penting, produk elektrifikasi harus cocok dengan konsumen Indonesia, karena itu bisa sembarangan," ucap Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing HPM, saat berbincang kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/1/2020).
Menurut Billy, selama ini Honda sudah sering melakukan diskusi dengan Gaikindo terkait kendaraan listrik. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah mencari kejelasan dan keikutsertaan dalam perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Namun saat ditanya soal produk elektrifikasi apa yang sebenarnya cocok untuk di terapkan di Indonesia, Billy menegaskan sebagai langkah awal paling tepat adalah memasarkan mobil hibrida.
Pandang itu didasari oleh dua faktor utama. Pertama sebagai jembatan dan edukasi sebelum akhirnya menuju ke listrik murni, dan yang kedua untuk mengimbangi industri mesin konvensional yang sudah berjalan saat ini.
"Kalau langsung baterai, industri internal combustion engine (ICE) hilang, bagaimana dengan pabrik-pabriknya, apa semua langsung close? Jadi harus diimbangi dulu untuk transisi konsumen, ini elektrik, ini bensin, jadi ada proses edukasinya," ucap Billy.
"Tujuan semuanya lebih untuk mereduksi CO2, kalau dari kami paling bagus hybrid. Mengenai baterai juga kita harus studi, kalau banjir bagaimana, banyak pertimbangannya, belum harus lokal dengan harga bersaing, maka itu harus dipelajari dulu juknisnya," kata Billy.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/24/134300215/dibanding-mobil-listik-honda-pilih-hybrid-sebagai-awalan