JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa B30 siap diterapkan tahun depan. Berbagai uji coba juga telah dilakukan. Hasil terbaru, disebutkan bahwa penggunaan Biodiesel 30 persen tersebut hampir tak ditemui kendala.
"Digunakan tahun depan," kata Airlangga singkat di helatan Indonesia Modification Expo (IMX) 2019, Jakarta, Sabtu (29/9/2019).
Kendala yang masih kerap muncul pada penggunaan B30 hanyalah pergantian filter oli yang bakal lebih sering, atau usianya pendek. Tapi, itu bukanlah masalah signifikan.
"Fokusnya kan adalah pengurangan defisit neraca perdagangan dan menghemat energi, serta menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan. Memang, filter itu harus sering diganti ke depannya, tapi itu tidak masalah," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto.
Kendati demikian, pihaknya akan terus berkoordinasi kepada agen pemegang merek (APM) terkait untuk mengurangi atau menyelesaikan masalah tersebut.
Lalu, terkait hasil sementara pengujian B30 yang dirilis Badan Penelitian dan Pegembangan (Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyebut konsumsi bahan bakar rata-rata meningkat 0,87 persen, Harjanto menyebut bahwa temuan itu bukan masalah.
"Memang sedikit berkurang, tapi overall itu masih masuk dalam kategori dan masih efisien tergantung teknologi ke depan. Sebenarnya kita tidak hanya mendorong penggunaan B30 saja, tetapi juga green fuel (ramah lingkungan)," ujar Harjanto.
Sebelum diterapkan secara penuh, hasil uji B30 sendiri akan dibincangkan kepada para pelaku industri terkait dan asosiasi. Tapi dari hasil sementara, penggunaannya positif.
Sebelumnya, Kepala Balitbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut bahwa penggunaan B30 mampu meningkatkan daya rata-rata kendaraan sebesar 0.84 persen dan bisa mengurangi tingkat emisi CO sebesar 0,1 sampai 0,2 gram per kilometer, serta emisi PM sebesar 0,1 hingga 0,08 gram per kilometer.
Tetapi, konsumsi bahan bakar rata-rata juga meningkat sebesar 0,87 persen dibanding penggunaan bahan bakar solar biasa.
Uji B30 sendiri dilaksanakan oleh Balitbang Kementerian ESDM dengan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) dan mendapat dukungan langsung dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Pertamina, serta Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi).
"Semuanya baik, tidak ada hal-hal yang membuat kita tidak bisa menerapkan B30. Mereka pun menyebut tidak keberatan dan sedikit masalah yang muncul juga bisa teratasi," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud beberapa waktu lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/29/150100415/masih-ada-sedikit-kendala-b30-harus-siap-digunakan-tahun-depan