Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insiden Video Viral Mobil RI 36 Milik Raffi Ahmad

Kompas.com - 13/01/2025, 06:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, jagat media sosial dihebohkan dengan video yang memperlihatkan sebuah mobil dinas menteri berpelat RI 36 yang menerobos jalanan Ibu Kota dengan dikawal petugas patroli dan pengawalan (patwal).

Dalam tayangan tersebut, terlihat motor patwal dengan lampu strobo "membelah" jalanan agar Toyota Alphard berpelat dinas tersebut bisa melintasi kemacetan yang mengganggu.

Namun, aksi ini tidak luput dari sorotan publik.

Baca juga: Foto Toyota Innova Zenix Pakai Rear Foglamp

Ilustrasi lampu rotator sirene kendaraanpolicefoundation.org Ilustrasi lampu rotator sirene kendaraan

Beberapa pengguna jalan merasa terganggu dengan tindakan petugas patwal yang tidak hanya memaksa kendaraan lain untuk berhenti, tetapi juga menunjuk-nunjuk sopir taksi yang berusaha melintas.

Sikap arogan yang ditunjukkan petugas tersebut menimbulkan kritik tajam dari masyarakat yang khawatir penggunaan patwal secara sembarangan dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan lainnya.

Setelah video tersebut viral, terungkap bahwa mobil tersebut milik Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

Baca juga: Video Duta Sheila on 7 Naik Vespa Darling, Vespa Tua Harganya Fantastis

Pengakuan ini disampaikan langsung oleh Raffi Ahmad pada Sabtu, 11 Januari 2025.

Penggunaan Patwal Sebaiknya Diatur Lebih Baik

Kejadian seperti ini, dimana petugas patwal meminta jalan kepada pengguna lain, sejatinya bukan hal baru.

Dalam konteks ini, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk mendahulukan kendaraan yang memang memiliki prioritas, utamanya kendaraan yang menggunakan sirene.

Baca juga: Hati-hati Modus Penipuan Baru Saat Beli Mobil Bekas, Penjual Minta DP

Ilustrasi lampu rotator dan strobo- Ilustrasi lampu rotator dan strobo

“Sering kali pengemudi tendensius berpikir negatif terhadap suara sirene karena berasumsi kesamaan hak di jalan raya, terutama di kemacetan,” ungkap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), kepada Kompas.com pada 12 Januari 2025.

Dia menambahkan bahwa skala prioritas di jalan raya harus diutamakan, terutama saat situasi darurat.

"Padahal yang namanya skala prioritas itu ada dan harus diutamakan karena sifatnya penting atau darurat,” kata Sony.

Sony juga menekankan bahwa pengendara tidak perlu bingung dalam membedakan berbagai jenis sirene yang ada di jalan.

“Etikanya, jika mendengar suara tersebut, cepat lihat kaca spion. Kalau objeknya datang dari belakang, segera menepi untuk membuka jalan,” ucapnya.

“Enggak usah menyelidik apa, siapa, kepentingannya, dan lain-lain, benar atau tidak itu urusan mereka,” tegasnya.

Membuka jalan untuk satu mobil prioritas, menurut Sony, sama dengan melatih atau memupuk kebaikan, sehingga dapat meningkatkan budaya berlalu lintas yang lebih baik di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau