Aparat Kepolisian mulai berjaga di sekitar area strategi hingga gedung-gedung perkantoran atau mall. Tak jarang banyak yang terjebak hingga larut malam, karena situasi di sekitar area belum kondusif.
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan jika kondisi tersebut sangat situasional. Jika ada aparat berwenang yang berjaga, ada baiknya mengikuti saran mereka.
“Tapi jika tidak ada yang berjaga, namun kondisi di depan banyak kerumunan. Boleh saja keluar, dengan memperhatikan langkah antisipatif,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com Kamis (26/9/2019).
Langkah antisipatif yang dimaksud Jusri ialah tidak memencet klakson atau menggeber mobil saat melewati kerumunan. Hingga tidak memakai perhiasan atau aksesoris mencolok yang dapat memancing para demonstran untuk bertindak anarkis.
“Pengemudi bisa sambil ikut meneriakkan yel-yel jika terjebak, atau kalau kondisi sudah makin terdesak, lebih baik keluar dari mobil dan menyatu dengan para demonstran,” katanya.
Namun langkah terbaik adalah dengan tetap tenang dan bertahan di kantor atau mall tempat kita sebelumnya. Sambil memantau perkembangan lewat berita dari TV, radio, atau media elektronik.
“Tunggu sampai situasi benar-benar aman, baru keluar dari lokasi menggunakan kendaraan pribadi ,” ujar Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/26/131200915/ketika-ada-demo-pengguna-kendaraan-wajib-ikuti-arahan-polisi