JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan akibat mobil mengalami ban pecah sudah sering terjadi. Terakhir, yang sampai menelan korban jiwa, peristiwa di Tol Jagorawi, yakni Suzuki APV pecah ban dan sopir tidak bisa mengendalikan sampai akhirnya mobil terguling.
Belajar dari kecelakaan itu, tidak ada salahnya Anda terutama pemilik mobil tahu plus dan minus ban mobil kelebihan atau kekurangan tekanan udara.
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, para pemilik mobil idealnya selalu berpatokan pada tekanan udara yang telah dianjurkan pabrikan.
Bila sampai terjadi ketidak cocokan, seperti kekurangan atau kelebihan, masing-masing bisa memberikan efek negatif.
"Tentu sama-sama ada minusnya, tapi memang dari kerusakan akan lebih mudah menyerang yang kurang. Paling ideal harusnya saat akan mengisi udara melihat dari petunjuk yang tertera di bagian pilar pintu pengemudi, itu merupakan rekomendasi pabrikan yang dianjurkan," kata Suparna kepada Kompas.com belum lama ini.
Suparna menjelaskan, setidaknya ada tiga efek buruk bila ban mobil kelebihan tekanan udara. Dampaknya ini lebih mengarah pada sisi kenyamanan ketika mengendarainya, yakni :
1. Mobil akan tidak stabil ketika dikendarai terutama pada kecepatan tinggi. Hal ini lantaran tapak ban yang menyentuh permukaan jalan mengecil, bahkan parahnya bisa menyebabkan terjadinya slip.
2. Pengendara dan penumpang akan merasakan bantingan yang keras karena udara di dalam ban terlalu padat yang membuat ban tidak bisa menyerap getaran. Perlu diingat, tekanan udara ban yang ideal memungkinkan ban memiliki daya redam layaknya sokbreker.
3. Permukaan ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang porsinya akan lebih banyak bergesekan dengan permukaan jalan saat udara di dalam terlalu padat.
Sedangan bila ban kurang tekanan udara, diklaim Suparna memiliki potensi yang lebih berisiko ketika dikendarai.
Mulai dari tarikan mesin yang terasa berat sehingga membuat bahan bakar lebih boros, turunnya respon pengendalian akibat ban yang terlalu berat, sampai paling fatal pecahnya ban akibat rusaknya komponen yang ada pada ban seperti kawat, benang, maupun karet.
"Jadi baiknya selalu perhatikan tekanan udara ban. Pengecekan dilakukan juga tidak boleh sembarangan atau sekadar kira-kira, gunakan peralatan yang memang dibuat untuk mengukur tekanan udara yang ideal," ucap Suparna.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/18/065200115/pahami-bila-ban-mobil-kelebihan-atau-kekurangan-tekanan-udara