"Tidak panik adalah kunci utama yang harus dimiliki setiap pengendara ketika terjadi bencana tiba-tiba seperti gempa. Jangan langsung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi untuk menghindar dari tempat berbahaya, tapi perhatikan kondisi sekeliling lebih dulu agar dapat mengambil keputusan yang logis," kata Pendiri dan Direktur Pelatih Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Jika pengendara ikut dalam kepanikan, lanjut Jusri, hanya akan memperkeruh suasana. Sebab tidak bisa berfikir panjang dalam mengambil keputusan.
"Oleh sebab itu, ketika sedang berkendara dan terjadi gempa bumi langsung kurangi laju dengan posisi bersiap untuk berhenti di lokasi yang sekiranya aman. Karena ketika mobil atau motor dipaksakan jalan, risiko kecelakaan terbuka lebar," kata Sony Susmana, Instruktur Senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).
"Menghentikan mobil atau motor juga lihat dahulu kondisinya seperti apa. Bila tidak memungkinkan seperti jalanan macet, tinggalkan kendaraan dan segera cari jalur evakuasi untuk penyelamatan tanpa panik," lanjutnya.
Bila ingin memarkirkan kendaraan, dihimbau agar menghindari tempat yang memiliki pohon besar, dekat tiang listrik, jembatan, ataupun gedung tinggi.
"Cari ruang lapang dengan dataran rada tinggi. Kalau tinggal di sekitar pesisir, waspada juga dengan potensi tsunami. Sehingga setelah gempa mulai reda, pindah ke tempat yang lebih tinggi," tutup Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/16/184100915/tips-berkendara-saat-gempa-jangan-panik