Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tujuh Kiat Aman Berkendara Motor saat Berpuasa

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor saat puasa tentu berbeda dengan hari-hari biasanya. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri, apalagi ditambah dengan bergesernya jam kemacetan, cuaca yang tidak menentu, serta adanya gangguan ekternal di jalan.

Menurut Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) Edo Rusyanto, tantangan berkendara saat puasa memang cukup beragam, mulai dari rasa lapar, haus, asap knalpot, suara bising, sampai situasi lingkungan sekitar yang tanpa disadari bisa memancing emosi.

"Kondisi saat puasa memang berbeda, faktornya karena adanya perubahan pada diri kita yang berpuasa dan pola dari lingkungan. Sedikit saja terpancing emosi akan merusak konsentrasi, ibadah puasa juga pastinya jadi terganggu. Parahnya lagi kalau sudah emosi akan dekat dengan bahaya," ucap Edo kepada Kompas.com, beberapa hari lalu.

Edo menjelaskan, mengendarai motor saat puasa memang dibutuhkan ekstra kesabaran. Hal ini bukan hanya terkait masalah menjaga hawa nafsu dari emosi saja, namun juga keselamatan di jalan raya.

Agar tetap aman dan selamat ketika berkendara saat menjalankan ibadah puasa, Edo memiliki tujuh kiat yang bisa diterapkan oleh para biker, berikut tipsnya ;

1. Mendoakan Kebaikan

Mendoakan agar pengguna jalan mendapat keselamatan saat berlalu lintas jalan. Mendoakan agar perilaku ugal-ugalan bisa diubah menjadi lebih santun dan tidak membahayakan orang lain. Cara ini efektif untuk meredam emosi kita kala berkendara. Mendoakan orang lain tidak ada ruginya malah bisa membuat diri kita tenang saat berkendara.

2. Jaga kebugaran tubuh

Selain istirahat yang cukup juga makan secukupnya saat berbuka puasa dan sahur. Hindari makan gorengan dan junk food saat berbuka puasa serta makanan yang menyebabkan dehidrasi. Minum air putih yang cukup saat sahur.

3. Berpikir Positif

Nah, guna meredam emosi saat berkendara langkah awal yang amat penting adalah dengan berpikir logis. Dalam contoh kasus di atas, pikiran logis yang bisa didorong keluar adalah; “Apa manfaatnya saya mengejar sang pemotong jalur?” Lalu, “Apakah dengan memarahi dan mengumpat sang pelaku bisa mengubah perilaku ugal-ugalan dia dalam sekejap?" Atau, “Kalau saya mengejar dengan tergesa-gesa dan tidak berkonsentrasi bisa bikin celaka diri sendiri dan orang lain.”

4. Bertindak Tenang

Redakan sejenak pikiran, yakni sekitar lima detik sambil menarik nafas panjang. Di masyarakat kita kerap disebut dengan istighfar. Lewat istighfar bisa mengurangi sesaknya emosi dan selanjutnya bisa menjernihkan pikiran. Tentu selanjutnya disalurkan lewat tindakan yang positif. Bukan diluapkan dengan emosi yang meledak-ledak.

5. Prioritaskan Keselamatan

Tekankan bahwa keselamatan saat berkendara tak semata untuk diri sang pengendara. Ada hak pengguna jalan yang lain untuk mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan yang sama. Bahkan, ada keluarga tercinta yang membutuhkan keselamatan kita kembali ke rumah.

6. Pastikan kondisi kendaraan

Pastikan kendaraan kita dalam kondisi baik, mulai dari ban, rantai, mesin, rem, hingga bahan bakar minyak (BBM). Biasakan meluangkan waktu sejenak untuk memeriksa kondisi kendaraan sesaat sebelum bepergian.

7. Taati aturan

Aturan yang berlaku di jalan menjadi perisai bagi keselamatan berlalu lintas jalan. Pengendara yang mentaati aturan dapat lebih memperkuat diri untuk menghindar dari risiko lebih fatal, terutama terhindar sebagai pelaku kecelakaan lalu lintas jalan. Pelaku kecelakaan bisa berurusan dengan pengadilan, bahkan meringkuk di balik jeruji penjara.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/05/13/080200615/tujuh-kiat-aman-berkendara-motor-saat-berpuasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke