Hal itu menjawab kebingungan sebelumnya atas anggapan kedua lini kendaraan tersebut dijual dengan merek berbeda, Sokonindo dan DFSK.
Sokonindo memperkenalkan diri lewat mobil komersial yaitu pikap kecil Super Cab 1.3L dan 1.5L pada Juli 2017 di Jakarta Fair Kemayoran.
Lantas untuk pertama kalinya, model mobil penumpang SUV Glory 580 yang masih setir kiri muncul di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada Agustus 2017. Versi setir kanan sudah mejeng di Indonesia International Motor Show (IIMS) pada April lali.
Baru-baru ini, CEO Sokonindo Automobile Alexander Barus mengungkap setelah pabrik di Cikande berdiri pada 2015, mereka sudah pernah memproduksi pikap mungil 1.000cc, sebelum Super Cab dan Glory 580 lahir.
Namun belakangan pikap 1.000cc itu urung dipasarkan karena strategi perusahaan berubah.
Sokonindo tidak mau punya citra sebagai produsen mobil komersial, sebab itu sekarang mereka mendorong Glory 580 dengan merek DFSK ke permukaan agar lebih dikenal masyarakat.
Tidak terpisah
Franz Wang, Marketing Director Sokonindo Automobile, mengatakan, merek DFSK sebenarnya adalah merek mobil penumpang. Target perusahaan menjadi ahlinya SUV di Indonesia.
“Pada masa lalu iya kami sudah memproduksi model Super Cab untuk mengecek kehalusan pabrik memproduksi. Dan untuk tahun ini kami telah meluncurkan merek DFSK dan Glory 580 sebagai model mobil penumpang pertama. Jadi Anda bisa mempertimbangkan DFSK di sini sebagai merek SUV,” kata Franz. di Bandung, Selasa (5/6/2018).
Walau begitu Franz juga menjelaskan Super Cab tetap dijual menggunakan merek DFSK dan dia mengingatkan standar kualitasnya sama seperti Glory 580 sebab diproduksi di pabrik yang sama.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/08/100500315/penjelasan-sokonindo-soal-merek-dfsk