Walau begitu, masuk ke era sepeda motor listrik bukan perkara mudah. Pihak YIMM mengatakan tidak berani gegabah memulai industri teknologi tanpa emisi karbon itu sebab masih banyak pertimbangannya.
Dyonisius Beti, Executive Vice President YIMM, satu per satu menyoroti masalah yang dihadapi Indonesia untuk masuk ke era motor listrik. Di antaranya membicarakan soal penerimaan masyarakat atas peralihan teknologi, macam-macam dampak pada masyarakat, keamanan, dan keselamatan penggunaan, serta penanganan limbah baterai.
“Kendaraan listrik itu tidak mudah, kalau di negara lain tidak ada banjir. Di Indonesia banyak area terjadi (banjir). Motor biasa melintas, dengan motor ini (motor listrik) berbeda. Motor bensin lewat situasi itu masalahnya paling mogok, kalau motor ini bisa nyetrum dan cukup berbahaya,” kata Dyonisius.
Baca: Yamaha Indonesia Mulai Uji Coba Motor Listrik
Soal keselamatan penggunaan motor listrik yaitu masalah suara. Kesunyian motor listrik dikatakan bisa jadi penyebab kecelakaan. Dyonisius mengatakan sedang mempertimbangkan matang penyesuaian pemakaian sesuai dengan budaya berkendara masyarakat di Indonesia.
Tentang limbah baterai, Dyonisius menjelaskan jenis lithium tidak mudah didaur ulang dan sangat berbahaya untuk air dan tanah. Penanganan limbah baterai harus dilakukan dengan hati-hati.
“Faktor-faktor itu yang harus kami perhatikan. Motor listrik tidak mungkin berhasil dengan satu pabrikan. Bagaimana berkembang bersama-sama. Kami mau ada gerakan nasional dari pemerintahan untuk kebersamaan,” ungkap Dyonisius.
Baca: Yamaha indonesia Belum Mau Produksi Motor Listrik
https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/02/090200215/masalah-sepeda-motor-listrik-menurut-yamaha-indonesia-