Bogor, KompasOtomotif – Galak. Itulah kata pertama yang mungkin terucap saat menggeber BMW G310R, motor termurah BMW Motorrad dengan harga off the road Rp 104 juta. Hal ini berkat dukungan mesin dengan konfigurasi yang tidak biasa seperti motor 1-silinder pada umumnya.
BMW menginstal jantung DOHC 313 cc, 4-klep, berpendingin cairan. Konstruksinya unik, dengan mesin yang diputar ke belakang. Throttle body dan lubang udara dipindah ke depan. Alhasil, pipa header untuk mengelarkan gas buang justru menghadap belakang, lebih dekat ke knalpot.
KompasOtomotif belum menggali lebih dalam, apa keuntungannya dari sisi performa jika dibandingkan konstruksi mesin motor-motor lain. Tapi diyakini, konstruksi ini mengubah center gravity lebih condong ke depan. Alhasil, lengan ayun dibuat sedikit lebih panjang untuk mengimbanginya.
Baca: Penasaran Rasanya Naik ?Motor Murah? BMW?
Lupakan urusan teknis, yang kami tahu, G310R punya kepribadian liar. Buka handel gas dalam-dalam, rpm meter bergerak cepat menuju ambang batas 11.000 rpm. Teriakan ini sudah mencerminkan karakternya yang ”keras” di jalanan.
Di atas kertas, tenaga yang disemburkan mencapai 34 tk @9.500 rpm, dan torsi maksimum 28 Nm @7.500 rpm. Tapi, KompasOtomotif merasakan torsi besarnya sudah dicapai sejak putaran mesin di kisaran 4.000-5.000 rpm. Mungkin, 90 persen torsi sudah didapat di sana.
Inilah yang membuat motor seakan tak pernah kehabisan torsi. Mau pakai gigi ”2”, ”3”, atau bahkan ”4” untuk menanjak curam, kapan pun bisa menyalak kalau kita memutar lebih dalam handel gas. Tidak pernah terasa ada gejala ”ngempos”, seperti mesin-mesin motor 250 cc 2-silinder.
Tenaga maksimal belum bisa dirasakan karena medan yang tak memungkinkan. Kondisi ini hanya bisa dirasakan saat melakukan touring jarak jauh. Kami hanya berjalan maksimal 70-80 kpj untuk menyusuri kaki Gunung Salak dan beberapa kali lewat perkampungan.
Digoyang-goyangkan sedikit, rupanya cukup ringan. Bobot juga tercatat tak lebih dari 158,5 kg, yang seharusnya memang tak menghalangi rider untuk bermanuver bebas. Dukungan suspensi depan upside-down dan belakang tunggal, mampu meredam getaran dengan baik saat melewati jalan berlubang.
Tapi KompasOtomotif sedikit terganggu dengan suara-suara yang timbul saat melewati jalan berlubang. Mungkin karena konstruksi rantai, atau suara getaran dari bagian sepatbor belakang yang juga menjadi dudukan pelat nomor. Namun so far, ini tak seberapa menjadi kendala, mengingat masih bisa dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Makin percaya diri saat melibas tikungan licin (karena saat tes jalanan sedikit basah akibat hujan semalaman) dengan adanya peranti rem anti-lock braking system (ABS). Ini membuat motor mampu mencegah ban terkunci saat melakukan pengereman mendadak.
Simpulan
Berkendara 1,5 jam rasanya kurang. Apalagi, ketika sudah tahu karakter mesin dan bagaimana cara menjinakkannya. Motor ini cukup mewakili kebutuhan orang-orang yang suka ”tarik-tarikan”. KompasOtomotif akan mengulasnya lebih dalam saat BMW G310R dijajal di perkotaan.