Houston, KompasOtomotif – Ternyata efek kemerosotan ekonomi (resesi) itu tidak selamanya buruk. Pasalnya, setiap satu persen pengangguran bertambah (karena resesi), setidaknya mengurangi hampir 5.000 angka kematian akibat kecelakaan.
“Kami telah mendokumentasikan, sebuah contoh dari kekuatan ekonomi yang alami, di mana mampu mendorong pengendara berisiko yang ada di jalan raya berkurang,” ujar Clifford Winston, peneliti senior dari Brookings Institution dan Vikram Maheshri, seorang ekonom dari University of Houston, dalam sebuah studinya “Journal of Risk and Uncertainty”, seperti dilansir Bloomberg, Senin (29/8/2016).
Pada penelitian Winston sebelumnya, pengendara kendaraan berkurang di jalan selama kontraksi ekonomi terjadi, yang secara alami memberikan kontribusi menurunkan kematian. Penurunan terbesar yang dimaksud yaitu dari pengendara mobil yang punya perilaku mengemudi yang buruk.
Memang, kedua peneliti tersebut tidak memiliki bukti yang kuat untuk menyimpulkan mengapa kelompok-kelompok tertentu tersebut (pengangguran) akan jarang berkendara. Namun, kata Winston, satu teori yang pasti adalah bahwa pengangguran, tidak perlu lagi untuk bolak-balik ke tempat kerja.
Data yang diambil berasal dari pelanggan perusahaan asuransi State Farm di Ohio, yang setuju perjalanan mereka direkam secara elektronik, imbalan pemotongan tarif. Periode pengumpulan data, dimulai dari Agustus 2009, saat resesi nasional secara teknis berakhir, tapi angka pengangguran tetap tinggi, hingga September 2013.
Studi ini menemukan bahwa kematian mobil di Ohio, 14 persen lebih rendah ketika tingkat pengangguran 1 persen lebih tinggi. Jika dihitung dari angka kecelakaan nasional dalam satu tahun, sekitar 33.000, penurunan kecelakaan ada di angka 4.620 kejadian.
Sejujurnya, kata Winston, studi ini belum menjaid satu kepastian, tapi ini bisa jadi langkah awal penilitian selanjutnya. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah bagaimana Amerika bisa menurunkan angka kecelakaan di jalan tanpa harus melalui resesi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.