Jakarta, KompasOtomotif – Menjadi salah satu tuan rumah balapan MotoGP tidaklah mudah. Banyak hal yang harus disiapkan, selain sarana dan prasarana, negara tersebut juga harus membayar promotor (Dorna Sport).
Persyaratan tersebut juga berlaku untuk Indonesia yang akan menjadi salah satu tuan rumah MotoGP musim 2017-2019. Pemerintah Indonesia harus membayar promotor 7 juta euro. Tetapi, sistem pembayarannya ternyata bisa dicicil.
Menurut Direktur Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto, dalam kontrak yang akan dilakukan akhir Januari 2016 tidak disebutkan mengenai uang pembayaran. Membayar promotor itu baru dimulai dua bulan sebelum balapan MotoGP Indonesia berlangsung.
“Jadi pembayarannya itu baru 2017 atau dua bulan sebelum balapan. Nanti satu hari setelah balapan kita bayar lagi sisanya. Jadi 50 persen sebelum balapan, dan 50 persen lagi setelah balapan,” ujar Tinton saat press conference di kantor Kemenpora, Jakarta Selatan, Selasa (22/12/2015) sore.
Sementara itu, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Faisal Abdullah menambahkan, pembayaran untuk promotor itu akan dilakukan tiga kali. Pertama di 2017, kedua 2018 dan terakhir 2019.
“Nilainya juga berbeda-beda, untuk tahun pertama kita bayar promotor 7 juta euro, tahun kedua 8 juta euro dan terakhir 8,4 juta euro,” kata Faisal di tempat yang sama.
Lanjut Faisal, uang tersebut nantinya akan digunakan promotor, karena saat MotoGP berlangsung di Indonesia, Dorna selaku promotor akan membawa 52.000 orang termasuk 92 orang pebalap dan 5.000 orang media.
“Nantinya uang tersebut akan digunakan untuk mengurus semua. Karena setiap pebalap saja membawa barang bawaan banyak dan crew yang banyak. Urusan seperti itu tanggung jawab promotor,” kata Faisal. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.