Jakarta, KompasOtomotif – Belakangan, harga sepeda motor berkapasitas mesin besar yang diimpor utuh naik tajam. Penyebab utama jelas karena perubahan aturan terkait pajak dan bea masuk kendaraan berdasarkan klasifikasi tertentu. Harga baru itu buat sebagian orang menjadi tak rasional.
Para konsumen Harley-Davidson misalnya, yang notabene masuk di segmen premium dengan daya beli tergolong tinggi. Meski masuk kategori orang-orang berduit yang ”kebal krisis”, tetap saja mereka ”mikir-mikir” kalau mau beli sepeda motor dengan harga yang naik berlipat-lipat.
Setidaknya itulah yang digambarkan Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Mabua Motor Indonesia Irvino Edwardly. Dirinya mengamati bahwa ada faktor psikologis yang membuat konsumen Harley-Davidson berpikir dua kali saat akan membeli sepeda motor dengan harga yang tiba-tiba naik.
”Ada faktor psikologis yang sangat kuat, membuat mereka menahan untuk beli. Uangnya ada, tapi mungkin ada sebagian yang menganggap harga tidak rasional,” ujar Vino, (8/12/2015),
Ditambahkannya, sebagian besar konsumen pembeli moge atau mobil mewah, sudah mengetahui dan pernah travelling ke negara pembuat, misalnya, ke Amerika Serikat. Harga yang lebih tinggi 3-4 kali tentu ”mengintimidasi” pikiran.
”Kenapa di Amerika segini, Indonesia naiknya bisa 3-4 kali lipat? Itulah pertanyaan yang sering masuk, dan kami berulang kali harus menjelaskan, bahwa regulasi yang menyebabkan hal ini terjadi. Jadi bukan kami yang ambil untung banyak,” ucap Vino.
Kondisi seperti ini menurut Vino akan berlangsung cukup lama. Artinya, tidak akan berubah dalam waktu dekat. Penjualan Harley-Davidson di Indonesia diharapkan Vino paling tidak sama dengan tahun lalu, mencapai 450 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.