"Secara industri, otomotif turun sampai 19 persen, sedangkan pembiayaan (leasing) sekitar 10 persen tahun ini. Jadi masih lebih baik," ujar Jodjana Jody, Presiden Direktur ACC kepada KompasOtomotif, di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Penurunan kredit kendaraan bermotor, jelas Jody, tidak bisa dihindari terimbas kondisi perekonomian Indonesia yang tengah lesu. Daya beli konsumen yang menurun, nilai tukar dollar AS yang tinggi, serta diskon yang besar pada mobil baru, membuat kondisi pasar otomotif tidak sehat.
Selama enam bulan pertama tahun ini, total volume kendaraan bermotor yang memanfaatkan kredit ACC tercatat 92.476 unit, turun 14,6 persen dari periode yang sama 108.371 unit. Penurunan volume ini, ujar Jody, terjadi karena terjadi perubahan komposisi jenis kendaraan bermotor yang dikredit lewat ACC.
"Kalau dulu mobil bekas dan pikap banyak, kalau sekarang Toyota-nya lebih dominan. Komposisi alat berat kami juga bertambah, dari 3 persen jadi 5 persen, itu mayoritas repeat order, bukan konsumen baru," kata Jody, menjelaskan.
Meski menurun, Jody mengaku masih optimis menghadapi sisa separuh tahun yang masih berjalan saat ini. Kondisi perekonomian diharapkan bisa lebih baik dari semester satu 2015. Sepanjang 2014, ACC berhasil membukukan nilai kredit kendaraan bermotor mencapai Rp 27,5 triliun atau setara dengan total volume 210.809 unit kendaraan.
"Kami optimis, tahun ini minimal bisa mencapai Rp 25 trilun, untuk volumenya saya belum bisa prediksi. Tapi, kami berusaha agar penurunan tidak menembus dua digit (10 persen) tahun ini," ucap Jody.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.