Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra Talangi Pembiayaan 200.000 Unit Mobil

Kompas.com - 26/12/2014, 13:30 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Astra Credit Companies (ACC) yang memanyungi lima perusahaan pembiayaan, PT Astra Sedaya Finance, PT Swadharma Bakti Sedaya Finance, PT Astra Auto Finance, PT Staco Estika Sedaya Finance, dan PT Pratama Sedaya Finance memprediksi menutup tahun ini dengan 200.000 unit pembiayaan kendaraan.

Jodjana Jody, Chief Executive Officer ACC mengatakan, periode Januari-November 2014 perusahaan sudah berhasil menyalurkan kredit pada 195.331 unit kendaraan, naik 9 persen dari periode sama tahun sebelumnya, 178.435 unit.

"Kalau menyisakan sebulan, dengan rata-rata unit entry sekitar 15.000-17.000 unit lagi saya pikir akan menembus 200.000 unit," jelas Jody kepada KompasOtomotif, Rabu (24/12/2014).

Dalam sebelas bulan berjalan, jelas Jody, ACC mengaku sudah menyalurkan pembiayaan kendaraan hingga Rp 50,26 triliun, naik 14 persen dari periode sama tahun sebelumnya hanya Rp 44,24 triliun.

"Penjualan produk LCGC (mobil murah) tahun ini lebih banyak, jadi ini penyebab mengapa growth piutang lebih kecil pertumbuhannya ketimbang jumlah unitnya," tukas Jody.

Porsi mobil murah pada total piutang perusahaan tahun ini diestimasi mencapai 13-15 persen dari total penjualan. Di sisi lain, ACC juga mulai mengurangi porsi pembiayaan kendaraan alat berat dari tahun lalu mencapai 7 persen, dipangkas tinggal 3 persen saja. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi melambatnya sektor pertambangan dan perkebunan nasional, sehingga pengalihan konsentrasi dilakukan perusahaan ke mobil penumpang dan komersial.

Melalui strategi quality booking, ACC mengaku masih berhasil menjaga tingkat kredit macet (NPL) di level 0,6 persen tahun ini.

Perang diskon
Kondisi persaingan yang semakin ketat antara agen tunggal pemegang merek (ATPM) tahun ini memicu terjadinya perang diskon pada mobil-mobil baru. Tren ini ikut berdampak negatif terhadap perusahaan pembiayaan, tak terkecuali ACC.

Akibatnya, mobil-mobil tarikan dari konsumen yang tidak berhasil mencicil tidak bisa dijual kembali dengan harga layak. Akibatnya, hampir semua mobil tarikan yang seharusnya menghasilkan tetap merugikan.

"Ada yang namanya Lost on Reposisition (LOR), ini akan naik karena mobil baru diskonnya sampai 20 persen, mobil tarikan kalau kita jual lagi tidak ada untungnya," keluh Jody.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com