Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Buah Simalakama" Pemudik dengan Sepeda Motor

Kompas.com - 22/06/2015, 10:42 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Setiap tahunnya, penyumbang kecelakaan terbesar saat mudik Lebaran adalah para pengguna sepeda motor. Wajar memang, karena masih banyak pemudik yang menggunakan transportasi roda dua tersebut untuk pulang ke kampung halaman.

Ritual mudik adalah hal yang wajib dilakukan oleh para perantau, khususnya dari Jakarta menuju kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan sampai ke Sumatera. Pemerintah sudah menyiapkan ragam moda transportasi umum, namun menggunakan sepeda motor menjadi pilihan utama masyarakat urban ini.

Imbasnya adalah kecelakaan yang tak jarang merenggut korban jiwa. Tahun lalu, sebanyak 515 orang meninggal dalam kecelakaan arus mudik dan balik Lebaran 2014. Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas sejak tujuh hari sebelum Lebaran (H-7) sampai tiga hari setelah (H+3) atau 1 Agustus 2014 mencapai 3.815 unit. Kecelakaan tersebut didominasi pengguna sepeda motor.

KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Pemudik motor istirahat di rest area di kawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, sepeda motor yang keluar dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi selama mudik Lebaran 2014 mencapai 617.850 unit. Angka tersebut dianggap menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang melebihi 700.000 unit.

Eddi, Direktur Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, kepada KompasOtomotif mengatakan, pemerintah belum mendapat solusi yang tepat untuk mengurangi atau bahkan mencegah para pemudik mengendarai sepeda motor.

"Sampai saat kita sudah berupaya agar sepeda motor ini tidak dibawa mudik. Salah satunya dengan menyelenggarakan mudik gratis sepeda motor. Jadi, tidak usah bawa motor, titip saja ke kita. Tahun ini kita siap mengakomodir 2.900 unit sepeda motor untuk kita bantu naikan ke truk yang sudah disiapkan," ucap Eddi.

AHM Truk pengangkut sepeda motor mudik

Meski telah menyediakan fasilitas pengangkutan sepeda motor menggunakan truk, tapi Eddi mengaku kalau pihaknya tetap sulit mencegah mencegah para pemudik yang ingin mengendarai sepeda motor.

"Kita tidak bisa melarang atau memberikan teguran keras, karena ini kan hak mereka untuk membawa kendaraan. Kita hanya bisa mengantisipasi dari segi keselamatan berlalu-lintas dengan sosialisasi saja," ujar Eddi.

Danang Parikesit, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, menilai bahwa upaya pemerintah untuk mencegah pemudik sepeda motor dengan memberikan jasa truk pengangkut dinilai justru salah kaprah. Menurut Danang, angka kecelakaan tahun lalu menunjukkan kalau jumlah korban jiwa justru lebih besar ketika arus balik dari daerah kembali ke Jakarta.

Warta Kota/ Nur Ichsan Sepeda motor menjadi sarana yang murah dan mudah untuk mudik.

"Kecelakaan itu terjadi itu head to tail, bukan head to head. Artinya kendaran konvoi. Hal ini tentu dipengaruhi oleh beragam faktor, lebih besar karena rasa lelah dari pengendaranya. Banyaknya aktivitas yang mereka lakukan di kampung halaman tentu memberikan efek lelah yang membuat pengguna sepeda motor rentan mengalami kecelakaan," ujar Danang.

Jika mau memberikan solusi komplet, ada baiknya jasa pengangkutan sepeda motor dengan truk juga dilakukan saat pemudik mau kembali ke Jakarta. Akan lebih baik lagi, jika layanan tersedia baik saat mudik dan waktu balik. Namun, bila alasan anggaran jadi masalahnya, baiknya dilakukan di saat pemudik ingin balik ke Jakarta saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com