Constantinus Herlijoso, CEO PSO mengatakan, dalam pertemuan terakhir dengan perwakilan prinsipal di Shanghai, September 2014, pembicaraan justru mengarah pada bagaimana upaya efisiensi di Indonesia mengingat kinerja penjualan yang menurun. Salah satu opsi yang diutarakan, jelas Herlijoso, adalah merakit lokal di Indonesia supaya banderol Peugeot bisa lebih kompetitif.
"Akhir tahun lalu, proyeksinya itu mau merakit, meskipun bukan secara total. Tapi, karena ada rencana (Peugeot) mau ganti model baru dua tahun ke depan, diminta menunggu sampai model itu meluncur dulu," jelas Herlijoso kepada KompasOtomotif, Rabu (8/4/2015).
Pasalnya, jika keputusan investasi sudah diambil dan mulai merakit mobil di Indonesia, kemudian keluar model baru justru akan menambah beban ongkos produksi. "Jadi investasinya sayang, baru produksi setahun dua tahun, langsung ganti model lagi. Waktu itu pembicaraan baru sampai situ," papar Herlijoso.
Mulai tahun ini, lanjut Herlijoso, Peugeot menyatakan akan menunjukan keseriusannya di Asia termasuk ASEAN dan Indonesia. Ajang Shanghai Motor Show yang segera bergulir 20 April 2015, akan dijadikan momen penting.
"Beberapa strategi sudah disampaikan, tetapi belum diputuskan. Tapi, memang sudah mulai kelihatan, mau serius di ASEAN," tukas Herlijoso.
Keinginan Peugeot merakit lokal di Indonesia, sebenarnya sudah disampaikan sejak 2012, memanfaatkan fasilitas perakitan PT Gaya Motor, milik Grup Astra. Beberapa model yang dijagokan untuk dirakit lokal, antara lain 207, 5008 dan 3008.