Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercedes-Benz Indonesia Tak Kompromi Masalah BBM

Kompas.com - 13/11/2014, 16:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Kebijakan pemerintah atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 80 tahun 2014, tentang Industri Kendaraan Bermotor yang mewajibkan kendaraan rakitan lokal atau impor yang dijual di Indonesia tidak boleh menenggak BBM bersubsidi, diperkirakan akan memengaruhi setiap merek otomotif.

Namun kalangan yang dianggap paling siap beradaptasi adalah pabrikan premium sekelas Mercedes-Benz. Logikanya, karena standar spesifikasi mesin kebanyakan model sudah menuju EURO 6 membutuhkan BBM berkualitas terbaik yang tidak disubsidi pemerintah. Setiap konsumen mobil mewah seharusnya tidak keberatan rutin membeli BBM non subsidi yang berarti di kelas RON 92 ke atas untuk bensin atau Cetane 51 untuk diesel.

“Mercedes-Benz tidak pernah kompromi dengan kualitas, selalu yang terbaik. Saya rasa kami siap,” ujar Elvera N. Makki Deputy Director Corporate Communication & Public Affairs Mercedes-Benz Indonesia (MBI), saat konferensi pers Science Film Festival 2014 di Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Selama ini kebanyakan model premium yang dipasarkan “terpaksa” kompromi dengan EURO 2 yang masih digunakan di Indonesia agar konsumen bisa merasa aman dan nyaman berkendara. Sedikit berbeda, MBI mengatakan standar seluruh kendaraan baru Mercedes-Benz diturunkan dari EURO 6 menjadi EURO 4, inilah bentuk penyesuaian untuk Indonesia.

Vera mengatakan ada hal penting yang perlu diketahui, konsumen harus menyadari bila mobil dipaksa minum BBM bersubsidi harus menanggung konsekuensi kerusakan mesin dan kehilangan garansi. Jadi, BBM bersubsidi "haram" buat Mercedes-Benz di Indonesia.

Peningkatan kualitas BBM di Indonesia dianggap cara baik merawat lingkungan. Pandangan otomotif, kata Vera, harus lebih luas dari masalah penggunaan BBM bersubsidi. “Masalah yang paling penting untuk dihadapi adalah polusi udara, anak-anak di Jakarta lebih rentan sakit dibanding daerah lain,” tutup Vera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com