Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Efek Langsung Salah Isi BBM

Kompas.com - 07/11/2014, 09:00 WIB
Jakarta, KompasOtomotif - Setiap mobil memiliki spesifikasi yang berbeda terutama dalam hal rasio kompresi. Namun jika dilihat dari kemajuan teknologi yang ada saat ini, semua produsen tak lagi menggunakan kompresi rendah (di bawah 9,1:1) untuk alasan efisiensi bahan bakar dan kadar emisi yang lebih ramah lingkungan.

Hampir semua model baru yang dijual sudah wajib menggunakan bahan bakar dengan oktan minimal 92 sekelas Pertamax. Sebab rata-rata rasio kompresi yang dimiliki sudah di atas 9,1:1. Lantas apa jadinya jika pengemudi nekat mengisi BBM yang tidak sesuai. Chief Engineer Firna Protechnik Wie-wie Rianto, membeberkan beberapa efek yang langsung terasa bila menggunakan bensin dengan nilai oktan tidak sesuai.

"Sebenarnya mobil baru saat ini sudah canggih dan sudah memiliki ECU dengan 3 hingga 5 pemetaan. Kalau mobil jaman dulu (di atas 10 tahun), begitu pakai bensin yang tidak sesuai langsung terdengar suara ngelitik (knocking). Tapi untuk mobil berteknologi tinggi saat ini hal itu sudah tidak terjadi lagi," ujar Wie-wie.

Dijelaskan, penggunaan bensin yang tidak sesuai akan menyebabkan exhaust gas temperature dalam ruang bakar panas. Tentunya kondisi tersebut tidak baik terutama untuk mesin karena kinerjanya jadi tidak maksimal.

Boros
Kondisi panas tersebut memaksa ECU untuk mengucurkan bensin lebih banyak ke ruang bakar dan pengapian pun diturunkan. Proses tersebut "terpaksa" dilakukan untuk menjaga mesin tidak mudah jebol.

"Alhasil, efek yang terasa adalah penggunaan bahan bakar yang boros dan performa yang menurun. Kalau hal ini terus dipaksakan maka tidak menutup kemungkinan mesin akan jebol," tegas pria yang juga berprofesi sebagai pereli nasional.

Masih tetap isi premium?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com