Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Indonesia Beranjak dari Euro2?

Kompas.com - 29/10/2014, 07:30 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Hingga saat ini, standar emisi gas buang yang berlaku di Indonesia masih mengacu pada peraturan lama, yakni Euro2. Hal ini tentu semakin riskan, mengingat tingkat polusi udara yang semakin tinggi, apalagi populasi kendaraan semakin berlipat.

Di kalangan pelaku industri otomotif, upaya menaikkan standar emisi sudah menjadi wacana lama. Tema ”lingkungan” yang dibawa di hampir setiap aktivitas yang berhubungan dengan otomotif seakan tak disambut dengan kualitas standar emisi.

Salah satu yang menyinggung hal ini adalah CEO VW Indonesia Andrew Nasuri. Dikatakan, seharusnya Indonesia saat ini sudah mengacu pada Euro4. ”Negara tetangga sudah memberlakukannya, dan Indonesia terbelakang dalam hal ini. Mungkin pesan ini saya sampaikan kepada pemerintahan yang baru, khususnya Menteri Perindustrian,” kata Andrew, Selasa (28/10/2014).

Ditambahkan Andrew, wacana pengurangan subsidi bahan bakar bisa menjadi pemicu untuk ke arah itu. Harga antara bensin bersubsidi dan bensin nonsubsidi akan tidak jauh. Dengan begitu kemungkinan permintaan bensin nonsubsidi akan naik dan mendukung kendaraan dengan spesifikasi emisi Euro4.

Soal kesiapan industri, Andrew yakin sudah siap. Teknologi sebagian besar merek mobil di Indonesia sebenarnya sudah mendukung untuk diberlakukannya standar emisi baru yang lebih bersih. Bahkan dikatakan, Pertamina sebagai penyuplai utama bahan bakar sudah pasti siap, asal ada demand.

Seperti yang dikatakan Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy pada sebuah kesempatan belum lama ini, bahwa teknologi semua produknya sudah mendukung emisi gas buang Euro4. ”Teknologi sudah ada. Produsen siap dengan kualitas bahan bakar, termasuk mesin diesel Honda. Kami tinggal menyesuaikan saja,” ujarnya.

Jika semua sudah siap, kini tinggal tugas para menteri di jajaran kementerian Kabinet Kerja Jokowi merumuskannya dengan bersinergi, antara tenologi, industri, dan lingkungan hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau