Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identik Perempuan, MINI Ingin Tampil Lebih Maskulin

Kompas.com - 27/06/2014, 14:30 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Beijing, KompasOtomotif - MINI ingin ganti gaya di China, menggeser citra yang identik dengan perempuan tapi tak mengorbankan basis konsumen mereka. Hingga saat ini hampir 80 persen pemilik MINI adalah perempuan.

"Anda tidak ingin masuk ke dalam mobil girlie. Dengan begitu anda tidak hanya mengasingkan pria, tapi sebenarnya menyisihkan kebanyakan perempuan, sebab sebagian besar perempuan tidak mau membeli merek feminim," ungkap Sean Green, bos bisnis MINI di China, kepada Automotive News China, Kamis (26/6/2014).

Ada 53 persen dari total konsumen MINI memiliki pendapatan Rp 38 juta per bulan. Merek blasteran Inggris-Jerman ini telah berkembang menjadi simbol status buat sebagian konsumen perempuan di China. Acuannya, desain atraktif dan korelasi dengan BMW yang membawa nuansa kemewahan. MINI tetap digemari meski model paling murah dijual Rp 399 juta, lebih mahal dari Audi A3.

"Demi memikat pembeli pria, MINI akan lebih maskulin di berbagai gaya komunikasi," tambah Green. Ia mengingatkan tentang pengenalan versi performa John Cooper Works di China pada Juni 2013. "Anda tidak akan melihat MINI 'Hello Kitty'," katanya lagi.

Berkesinambungan dengan itu, mengusung pergeseran citra, MINI membuat dokumenter tentang perjalanan konvoi mengelilingi China, melalui berbagai medan berat di pelosok dari Tibet menuju kaki Gunung Everest.

Terbesar keempat
China merupakan pasar terbesar keempat setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman. Di level global, merek milik (Bayerische Motoren Werke) BMW AG ini bertarung dengan Smart milik Daimler AG, 500 dari Fiat SpA, dan New Beetle kepunyaan Volkswagen AG.

Ada 11.440 unit MINI dilepas ke pasaran selama lima bulan pertama (Januari-Mei) pada 2014, mengungguli Smart dan Fiat 500. Terdapat 97 dealer tersebar di seluruh China, rencananya masih ada 10-15 tambahan dealer yang akan didirikan di masa depan. Meski demikian, belum ada strategi memproduksi unit secara lokal, walaupun Green menyadari bisa pemakaian komponen "made in China" bisa memangkas beban impor sebesar 25 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com