Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakai BBM Subsidi 77 Persen Kalangan Menengah Atas

Kompas.com - 14/02/2011, 08:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah berupaya menghilangkan budaya penerimaan bahan bakar minyak bersubsidi yang terus diserap, khususnya oleh masyarakat menengah ke atas. Padahal, alokasi bantuan ini seharusnya dinikmati masyarakat kelas bawah.

Hal ini diutarakan Saryono, Direktur Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada diskusi bertajuk "Siapa Takut Pakai Pertamax" di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, kemarin. Acara bincang-bincang itu menghadirkan Sugeng Priyono, Manager Non PSO Fuel Retail Pertamina, dan Reddy Irawan selaku Wakil Presiden Direktur Nasional Sales & Promotion PT Nissan Motor Indonesia.

Dari data Kementerian ESDM, 25 persen kelompok rumah tangga dengan penghasilan per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi 77 persen dari premium. Adapun 25 persen kelompok rumah tangga penghasilan terendah cuma menikmati 15 persen. Data ini menunjukkan ketimpangan sasaran alokasi penerima subsidi BBM.

"Menurut data, tahun lalu, Rp 88,9 triliun digunakan untuk subsidi premium dan tak tepat sasaran. Untuk itu, kita perlu bertindak," ujar Saryono. Artinya, masih banyak pengguna mobil pribadi di Indonesia dengan taraf hidup lebih tinggi masih menggunakan premium.

Supaya subsidi tepat sasaran, rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi diterapkan di Jabodetabek mulai 1 April 2011. Pemerintah mengaku berupaya menerapkan keputusan sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 yang telah disepakati DPR.

Terkait persiapan penerapan pembatasan BBM bersubsidi di Jabodetabek, Sugeng Priyono selaku Manager Non PSO Fuel Retail Pertamina mengatakan, dari 720 SPBU yang ada, 610 stasiun sudah siap, 69 stasiun punya potensi konversi premium ke pertamax, dan 41 stasiun baru punya satu dispenser pertamax.

"Setiap minggu kami selalu up-date perkembangan yang ada. Kalau jadi dilaksanakan, kami siap!" ucap Sugeng.

Teddy Irawan, Wakil Presiden Direktur National Sales and Promotion PT Nissan Motor Indonesia, menambahkan, pada dasarnya semua produk mobil yang diproduksi dalam lima tahun ke belakang (2005) sudah minimal menggunakan BBM Ron 90. Artinya, penggunaan premium (Ron 88) sudah tak direkomendasikan.

"Intinya, masyarakat tak perlu takut berpindah ke pertamax, tetapi perlu menyiasati supaya lebih hemat," ucap Teddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com