JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa tiga produsen asal China telah menerima sejumlah insentif, termasuk pembebasan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) dan bea masuk impor untuk tahun 2024.
Perusahaan dimaksud adalah BYD, Citroen, dan GAC Aion. Hal ini karena mereka telah berkomitmen untuk membangun fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia, khususnya untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Ketiga perusahaan tersebut akan menikmati insentif stimulus yang tadi disampaikan oleh Pak Menko dan Bu Menteri Keuangan, yaitu pembebasan bea masuk nol persen dan PPnBM DTP 15 persen," kata Agus dalam konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi untuk Kesejahteraan, Senin (16/12/2024).
Baca juga: Daftar Insentif Mobil Listrik 2025, Termasuk Hybrid
"Ini adalah upaya pemerintah untuk memberikan sinyal kepada investor bahwa regulasi di Indonesia cukup kompetitif, termasuk dalam hal insentif dan stimulus. Ini sejalan dengan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik berbasis baterai di ASEAN," tambah dia.
Kemudahan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024, yang kini memberikan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk jenis kendaraan terkait, yang sebelumnya hanya bebas tarif bea masuk impor.
Peraturan ini merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM No. 6 Tahun 2023 tentang Pedoman dan Tata Kelola Pemberian Insentif Impor dan/atau Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat dalam Rangka Percepatan Investasi.
Baca juga: Libur Nataru 2025, Jalur Puncak Terapkan Ganjil Genap Selama Sepekan
Dalam kesempatan yang sama, Agus juga memberikan respons terkait paket insentif yang disiapkan pemerintah untuk sektor otomotif pada tahun depan.
Salah satu insentif tersebut adalah PPnBM DTP untuk mobil tertentu, termasuk mobil hybrid, serta perpanjangan insentif untuk mobil listrik impor.
"Kita ketahui bersama bahwa sektor otomotif saat ini memang mengalami tekanan, dengan penurunan penjualan. Ada pandangan yang mengatakan bahwa penurunan penjualan otomotif disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.