Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekad Indonesia Setop Penjualan Motor Bensin 2040, Mobil 2050

Kompas.com - 25/07/2024, 06:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) masih bertekad untuk memberhentikan penjualan sepeda motor serta mobil berbahan bakar bensin mulai 2040 mendatang.

Kepala Balai Survei dan Pengujian EBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ESDM, Harris menyampaikan rencana ini sebagai upaya mencapai netralitas karbon alias net zero emission (NZE) pada 2060.

"Dari ESDM, pendekatan (ke NZE) ada dua. Pertama, bagaimana kita bisa mempertahankan sustainibility energy termasuk dari keamanan energi," katanya dalam Forum Editor Otomotif di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (22/7/2024).

Baca juga: GIIAS 2024, Muara Tiga Poros Otomotif Asia Timur

Ilustrasi emisi karbon penyebab polusi. Emisi karbon, emisi gas rumah kaca, emisi global.SHUTTERSTOCK/aapsky Ilustrasi emisi karbon penyebab polusi. Emisi karbon, emisi gas rumah kaca, emisi global.

"Kedua, impact penggunaan energi terhadap penurunan gas emisi rumah kaca. Untuk sektor energi pada kendaraan, yaitu lewat penghentian motor ICE pada 2040 dan 2050 untuk mobil," lanjut dia.

Lebih jauh Harris menjelaskan, berdasarkan peta jalan menuju emisi karbon nol pihaknya telah menargetkan pada 2040 jumlah penggunaan mobil listrik ialah 23 juta dan motor 101 juta.

Sepuluh tahun kemudian alias pada periode 2050, penggunaan mobil listrik diharapkan mencapai 55 juta dan 163 juta untuk kendaraan roda dua listrik.

"Jika melihat angka ini dibandingkan jumlah kendaraan ICE yang ada, mobil sekitar 27 juta termasuk kendaraan umum dan motor 127 juta, inilah yang akan di 2040-2050 sudah tidak memberikan dampak emisi gas rumah kaca," paparnya.

Dengan begitu, maka penurunan emisi yang bisa dicapai pada 2040 ialah sekitar 629 juta ton dan meningkat hingga 1,43 miliar ton CO2 equivalen di 2050.

Baca juga: Ini Mobil Listrik Termurah di GIIAS 2024

Ilustrasi mobil listrik. PIXABAY/MENNO DE JONG Ilustrasi mobil listrik.

"Tapi itu bukan hanya dari listriknya karena energi transisi bukan hanya satu aspek tetapi juga termasuk aspek-aspek lain selain dari kenaraan listrik sebagai salah satu upaya," ujar Harris.

"Jadi ini potret dari rencana ke depan bagaimana kita bisa mencapai NZE pada 2060 dari sisi sektor energi dalam kendaraan, industri, maupun rumah tangga," kata dia.

"Apakah masih bisa dicapai? Secara logis, untuk mendorong NZE bisa tercapai dan kendaraan listrik masih bisa diakselerasi, maka salah satu upayanya face out (mengurangi penggunaan)," tutup Harris.

Sayangnya sampai saat ini, kebijakan tersebut belum diketuk palu untuk menjadi peta jalan industri otomotif keseluruhan. Artinya, rencana dimaksud hanya jadi target Kementerian ESDM saja.

Baca juga: Airlangga Klaim Kebijakan EV Berjalan Baik, Insentif Hybrid Masih Disiapkan

Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik. SHUTTERSTOCK/MIKE FLIPPO Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik.

Wacana penghentian penjualan kendaraan berbahan bakar fosil mulai 2040 sebenarnya sudah mencuat ketika Ignasisus Jonan masih menjabat sebagai Menteri ESDM.

Ia berkaca dari langkah negara lain yang memang sudah pakem untuk memberlakukannya mulai 2040 seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan India.

Empat tahun berselang, Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 2021 kembali mengangkat rencana tersebut. Bedanya kali ini pihak ESDM sudah memiliki beberapa tahap untuk mencapai penghentian total kendaraan konvensional.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau