Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekad Indonesia Setop Penjualan Motor Bensin 2040, Mobil 2050

TANGERANG, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) masih bertekad untuk memberhentikan penjualan sepeda motor serta mobil berbahan bakar bensin mulai 2040 mendatang.

Kepala Balai Survei dan Pengujian EBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ESDM, Harris menyampaikan rencana ini sebagai upaya mencapai netralitas karbon alias net zero emission (NZE) pada 2060.

"Dari ESDM, pendekatan (ke NZE) ada dua. Pertama, bagaimana kita bisa mempertahankan sustainibility energy termasuk dari keamanan energi," katanya dalam Forum Editor Otomotif di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (22/7/2024).

"Kedua, impact penggunaan energi terhadap penurunan gas emisi rumah kaca. Untuk sektor energi pada kendaraan, yaitu lewat penghentian motor ICE pada 2040 dan 2050 untuk mobil," lanjut dia.

Lebih jauh Harris menjelaskan, berdasarkan peta jalan menuju emisi karbon nol pihaknya telah menargetkan pada 2040 jumlah penggunaan mobil listrik ialah 23 juta dan motor 101 juta.

Sepuluh tahun kemudian alias pada periode 2050, penggunaan mobil listrik diharapkan mencapai 55 juta dan 163 juta untuk kendaraan roda dua listrik.

"Jika melihat angka ini dibandingkan jumlah kendaraan ICE yang ada, mobil sekitar 27 juta termasuk kendaraan umum dan motor 127 juta, inilah yang akan di 2040-2050 sudah tidak memberikan dampak emisi gas rumah kaca," paparnya.

Dengan begitu, maka penurunan emisi yang bisa dicapai pada 2040 ialah sekitar 629 juta ton dan meningkat hingga 1,43 miliar ton CO2 equivalen di 2050.

"Tapi itu bukan hanya dari listriknya karena energi transisi bukan hanya satu aspek tetapi juga termasuk aspek-aspek lain selain dari kenaraan listrik sebagai salah satu upaya," ujar Harris.

"Jadi ini potret dari rencana ke depan bagaimana kita bisa mencapai NZE pada 2060 dari sisi sektor energi dalam kendaraan, industri, maupun rumah tangga," kata dia.

"Apakah masih bisa dicapai? Secara logis, untuk mendorong NZE bisa tercapai dan kendaraan listrik masih bisa diakselerasi, maka salah satu upayanya face out (mengurangi penggunaan)," tutup Harris.

Sayangnya sampai saat ini, kebijakan tersebut belum diketuk palu untuk menjadi peta jalan industri otomotif keseluruhan. Artinya, rencana dimaksud hanya jadi target Kementerian ESDM saja.

Wacana penghentian penjualan kendaraan berbahan bakar fosil mulai 2040 sebenarnya sudah mencuat ketika Ignasisus Jonan masih menjabat sebagai Menteri ESDM.

Ia berkaca dari langkah negara lain yang memang sudah pakem untuk memberlakukannya mulai 2040 seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan India.

Empat tahun berselang, Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 2021 kembali mengangkat rencana tersebut. Bedanya kali ini pihak ESDM sudah memiliki beberapa tahap untuk mencapai penghentian total kendaraan konvensional.

Mulanya, pemerintah akan menghentikan penambahan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru kecuali yang sudah terkontrak atau tahap konstruksi pada 2021.

Lalu, pada 2022, pemerintah menargetkan penggunaan kompor listrik di 2 juta rumah tangga per tahun. Kemudian pada 2024, akan dibangun interkoneksi, jaringan listrik pintar, dan smart meter.

Pada 2025, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan mendominasi bauran energi baru terbarukan (EBT), di mana porsinya mencapai 23 persen dari total energi nasional. Selanjutnya, pada 2027, pemerintah menyetop impor LNG dan EBT mencapai 42 persen.

Selain itu, jaringan gas mencapai 10 juta rumah tangga, mobil listrik sebanyak 2 juta dan motor listrik 13 juta, penyaluran bahan bakar gas (BBG) mencapai 300 ribu, hingga pemanfaatan dymethil ether untuk listrik mencapai 1.548 kWh per kapita.

Selanjutnya, pada 2031, operasional PLTU mulai memasuki masa pensiun tahap pertama. Lalu, ada interkoneksi antar pulau, konsumsi listrik 2.085 kWh per kapita, dan bauran EBT 57 persen pada 2035.

Pada 2045, pemerintah mulai mewacanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). "Kita juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir yang direncanakan dimulai tahun 2045 dengan kapasitas 35 GW sampai dengan 2060," katanya.

Setelah itu, bauran EBT diharapkan sudah mencapai 87 persen pada 2050. Pada tahun yang sama, pemerintah tidak akan lagi mengizinkan penjualan mobil berbensin dan konsumsi listrik diharapkan tembus 4.299 kWh per kapita.

Terakhir, pada 2060, bauran EBT diharapkan mencapai 100 persen dengan dominasi listrik dari PLTS dan hydro.

Lalu, penyaluran jaringan gas mencapai 23 juta rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, dan penggunaan kendaraan listrik lebih masif, serta konsumsi listrik mencapai 5.308 kWh per kapita.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/25/064200315/tekad-indonesia-setop-penjualan-motor-bensin-2040-mobil-2050

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke