Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lexus LBX Diklaim Cocok untuk Anak Muda sampai Lansia

Kompas.com - 23/07/2024, 16:35 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Lexus Indonesia resmi meluncurkan LBX pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Crossover hybrid ini diklaim cocok dengan konsumen yang sudah berumur maupun anak muda.

Dengan diluncurkannya LBX, Lexus Indonesia juga ingin menggaet generasi muda. Jadi, tidak selalu mobil premium ini dimiliki oleh para pengusaha atau pimpinan perusahaan yang sudah berumur.

Baca juga: Lexus Sebut Konsumen Sedan Premium Masih Loyal di Tengah Tren SUV

General Manager Lexus Indonesia Bansar Maduma, mengatakan, sebenarnya basis dari LBX ini diterapkan di Eropa. Sebab, di Eropa karakter jalanan sangat kecil. Sehingga, memerlukan kendaraan yang memang sesuai untuk berkendara di jalan kecil tersebut.

Lexus LBX meluncur di GIIAS 2024Kompas.com/Donny Lexus LBX meluncur di GIIAS 2024

"Sehingga, tren mobil ringkas sangat meningkat di Eropa. Kedua, banyak juga di sana, tidak hanya anak muda, tapi juga yang cukup berumur, ingin mengendarai kendaraannya tapi dengan nyaman, terutama di jalan yang kecil," ujar Bansar, kepada wartawan saat ditemui di booth Lexus, belum lama ini.

"Jadi, di Eropa bukan hanya anak muda, tapi juga yang cukup berumur. Ada juga banyak sekali yang pensiunan, ingin berkendara sendiri, tapi dengan nyaman, terutama melewati jalan yang sempit. Itulah sebenarnya dasarnya, jika dilihat permintaan dari Eropa," kata Bansar.

Baca juga: Tak Hanya Incar Kalangan Bos, Lexus Mulai Gaet Gen Z

Sedangkan di Indonesia, menurut Bansar, anak muda yang dimaksud adalah konsumen yang usianya di bawah 44 tahun. Jadi, bukan konsumen yang usianya masih belasan tahun.

Lexus LBX di GIIAS 2024Kompas.com/Adityo Lexus LBX di GIIAS 2024

"Jadi, di kategori premium itu masih dikatakan muda. Lalu, apanya yang muda? Banyak anak muda, eksekutif muda, lalu banyak juga dari mahasiswa. Kalau di Indonesia, kelihatannya mereka masih ada intensi untuk mengendarai kendaraan," ujarnya.

"Mungkin agak berbeda di setiap negara, termasuk juga dilihat dari daya beli, perpajakan, dan tantangan-tantangan lain saat memiliki kendaraan. Pada beberapa negara maju, untuk parkir saja sudah mahal, untuk menggunakan kendaraan juga membutuhkan biaya mahal," kata Bansar.

Sedangkan di Indonesia, menurut Bansar, masyarakatnya masih ada kemampuan atau kemudahan untuk memiliki kendaraan, tidak seperti di negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau