Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Innova Zenix, Kini Giliran Mazda CX-5 yang Alami Pecah Ban

Kompas.com - 22/06/2024, 08:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu beredar video di media sosial yang memperlihatkan mobil Toyota Innova Zenix mengalami pecah ban di ruas Tol Depok-Antasari (Desari). Dalam tayangan itu memperlihatkan Innova Zenix yang mengalami pecah ban hingga hanya menyisakan sedikit karet ban di tepi pelek saja.

Kini muncul video serupa, di mana mobil Mazda CX-5 alami kejadian ban pecah hingga lepas kendali. Rekaman tersebut diunggah oleh akun Instagram @lowslowmotif, Sabtu (21/6/2024).

Dalam narasi unggahan itu dijelaskan bahwa insiden terjadi lantaran tekanan angin ban yang kurang. Sehingga mengakibatkan pecah ban dan membuat mobil melintir di ruas Tol Solo-Ngawi Km 520.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Bahaya Ban Benjol

“Mobil saya All New Mazda CX5 Tahun 2022 dengan ban bawaan dari baru, yaitu Toyo Proxes R19, pada saat itu karena mengejar kepentingan yang sangat urgent sehingga mobil saya pacu kecepatan sekitar 150 Kpj. Kondisi tol saat itu sepi, jadi pada saat kejadian tidak ada benturan/kecelaka*n dengan mobil lain.

Menurut saya, kondisi ban bisa teriris velg karena tekanan angin yang kurang. Petugas baru datang setengah jam setelah saya telepon, dengan kondisi ban cadangan sudah saya pasang. Untuk velg yang kena aspal/jalan harus ganti baru.

Kondisi saya sebagai pengemudi tidak panik, dan ingat pesan ahlinya kalau tidak menginjak rem jadi tinggal lepas gas, kendalikan kembali sambil perbaiki arah mobil. Saya tidak tahu karena fitur safety Mazda atau karena gesekan velg dengan aspal, mobil saya bisa berhenti pelan-pelan,” tulis unggahan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lowslowmotif (@lowslowmotif)

Fisa Rizqiano, Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia mengatakan, kondisi ban rusak seperti video tersebut biasanya terjadi karena ban dijalankan pada tekanan angin yang sangat kurang (flat running).

“Lama kelamaan benang (cord) dan karet pada dinding ban akan melting karena panas yang timbul kemudian blowout/pecah. Namun untuk pastinya, harus di cek bannya,” kata Fisa, kepada Kompas.com.

Kendati demikian, Fisa melanjutkan bahwa inisden tersebut perlu dilakukan pengecekan fisik ban secara menyeluruh. Sebab, jika hanya melihat gambar, analisa tidak akan akurat.

“Analisanya kurang akurat dan kurang objektif jika tanpa melihat kondisi fisik ban yang rusak, termasuk kondisi telapak ban dan juga peleknya. Kemungkinan juga perlu analisa di pabrik untuk memastikan tidak ada masalah di produknya,” kata Fisa.

Baca juga: Mayoritas Korban Kecelakaan Lalu Lintas Adalah Usia Produktif

Sementara itu, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, ban yang kekurangan tekanan udara memang bisa menjadi penyebab pecah ban.

Ban bisa pecah dan paling sering akibat kurang tekanan angin atau karena memikul bobot yang berlebihan, inilah musuh utama ban tekanan angin yang kurang atau equivalent dengan kelebihan bobot,” kata Zulpata.

Maka dari itu, Zulpata menyarankan agar pemilik kendaraan lebih aktif untuk memeriksa tekanan udara pada ban.

“Untuk itu disarankan selalu lakukan pemeriksaan berkala tekanan udara ban, disesuaikan dengan tekanan angin ban yang direkomendasikan pabrikan kendaraan,” ucap Zulpata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau