Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorna Kaji Ulang Sanksi Pelanggaran Tekanan Ban MotoGP

Kompas.com - 02/03/2024, 11:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada pertengahan musim lalu, Dorna Sports menerapkan regulasi tekanan ban dengan sanksi cukup berat bagi para pebalap dan tim. Untuk musim ini, rencananya sanksi tersebut akan dikaji kembali.

Pada musim lalu, tim yang tidak mengikuti regulasi, mendapat sanksi yang cukup berat. Pelanggaran pertama masih berupa peringatan. Pelanggaran kedua diganjar penalti 3 detik.

Baca juga: MXGP Optimistis Bisa Populer seperti MotoGP

Kemudian, pada pelanggaran yang ketiga, sanksinya adalah penambahan 6 detik dari catatan waktu saat balapan utama. Lalu, pada pelanggaran keempat, pebalap akan mendapatkan tambahan 12 detik.

Musim ini, bagi para pelanggar tadinya akan langsung dikenakan diskualifikasi. Tidak akan ada lagi peringatan atau sanksi penambahan waktu bagi pelanggarnya.

Kabarnya, untuk musim ini, Dorna Sports sedang mengkaji ulang sanksi yang akan diberikan. Rencananya, bukan diskualifikasi yang akan diberikan, tapi sanksinya juga akan berat.

Baca juga: DallIgna Sebut Aspek Aerodinamis pada MotoGP Masih Perlu Digali

Direktur Motorsport KTM Pit Beirer, mengatakan, isu soal ban pada MotoGP merupakan isu yang sangat sensitif. Pasalnya, ban merupakan salah satu faktor penentu kemenangan dan juga keselamatan para pebalap.

"Sebagai pengingat, di Mugello kami menginjak rem dengan kecepatan 366 kilometer per jam, roda belakang berada di udara dan seluruh bagian bergerak di atas sepotong karet yang kecil. Jika Michelin kemudian mengatakan bahwa ada batasan di sini dan keadaan semakin berbahaya di sini, mereka harus menerimanya," ujar Beirer, dikutip dari Speedweek.com, Sabtu (2/3/2024).

"Kami harus bekerja dengan itu, tetapi tentu saja para insinyur memutar otak tentang hal itu karena kinerja ban sangat penting untuk seluruh paket sepeda motor. Secara tidak sadar, Anda mengembangkan sepeda motor tepat untuk ban ini. Jika Anda menggunakan ban lain, semuanya akan kacau karena tidak ada yang berfungsi lagi. Oleh karena itu, ban adalah topik yang sangat sensitif bagi kita semua," kata Beirer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau