KLATEN, KOMPAS.com - Rpm stasioner merupakan angka yang ditunjukkan pada tachometer atau layar informasi (MID) berdasarkan putaran mesin saat mobil diam tanpa menginjak pedal gas.
Putaran mesin stasioner merupakan bagian penting pada sistem mesin karena berhubungan dengan sistem penunjang lainnya seperti transmisi, AC dan efisiensi BBM.
Pemilik Markas Oto Spesialis Nissan & Datsun Depok, Anom Budi Prasetiyo, mengatakan putaran mesin yang terlalu tinggi memang bisa membuat konsumsi bahan bakar semakin boros khususnya saat stasioner.
Baca juga: Rumus Atur RPM yang Pas Buat Pindah Gigi di Mobil Manual
“Konsumsi bahan bakar ketika mesin stasioner sebenarnya ya kecil, tapi jika putaran mesin terlalu tinggi maka bisa membuat konsumsi BBM semakin boros,” ucap Anom kepada Kompas.com, Kamis (22/2/2024).
Menurut Anom, sistem sudah mendesain putaran mesin stasioner paling ideal yakni tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi demi kelancaran operasional kendaraan dan efisiensi.
“Putaran mesin saat stasioner sekitar 700 Rpm sampai 750 Rpm, bila AC dinyalakan bisa sampai 1.000 Rpm karena ada sistem idle up ketika ada beban mesin, setiap mobil berbeda-beda,” ucap Anom.
Baca juga: Menginjak Gas Mobil Tanpa Pedulikan RPM Bisa Bikin Boros BBM
Selain itu, putaran mesin stasioner terlalu tinggi juga berdampak pada agresivitas operasional transmisi. Sehingga, pada kondisi tertentu bisa membahayakan pengendara.
“Misal pada mobil matik, adakalanya pengemudi tidak perlu menginjak pedal gas untuk melaju pelan, tapi karena putaran mesin terlalu tinggi maka laju mobil menjadi lebih kencang saat tuas transmisi di D, jika terlambat injak pedal rem kan bahaya,” ucap Anom.
Pemilik Worner Matic bengkel spesialis transmisi otomatis Hermas Efendi Prabowo bahwa diperlukan menunggu sampai Rpm idle baru aman untuk berjalan.
Baca juga: RPM Tiba-tiba Naik, Tanda Transmisi Mobil Matik Bermasalah
“Jika rpm tinggi dipaksa pindah dari N ke D sebetulnya ada semacam penyambungan mekanikal yang kasar. Hal itu berpotensi merusak komponen-komponen mekanikal,” ujar Hermas kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Hermas, memindahkan tuas matik ke D dengan putaran mesin terlalu tinggi tidak perlu di lakukan lagi mengingat dapat merusak komponen transmisi AT.
Jadi, putaran stasioner mesin pada mobil tidak boleh dibiarkan terlalu tinggi karena selain kurang efisien, dapat merusak komponen juga bisa membahayakan pengendara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.