Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Rem Blong Semakin Marak, Rekomendasi KNKT DIabaikan

Kompas.com - 27/01/2024, 07:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan yang melibatkan truk dan bus karena rem blong sudah sangat sering terjadi. Biasanya jika sudah kejadian bisa memakan banyak korban jiwa, seperti yang pernah terjadi di Cibubur atau Kalimantan beberapa waktu lalu.

Sebenarnya dari beberapa kecelakaan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun tangan mencari penyebabnya. Setelah dilakukan investigasi, maka keluar rekomendasi biar kecelakaan seperti ini tidak terulang lagi.

Ahmad Wildan, Senior Investigator KNKT mengatakan, penyebab dari kecelakaan rem blong biasanya terkait karena kurangnya pemahaman dan kompetensi pengemudi dalam melakukan pre-trip inspection serta teknik mengemudi di jalan menurun.

Baca juga: MG Klaim Kantongi Ribuan Pemesanan ZS EV

Truk kontainer terjun ke tebing tanjakan Silayur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah karena rem blongKOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Truk kontainer terjun ke tebing tanjakan Silayur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah karena rem blong

"Penyebab dan mitigasinya sudah jelas, hanya saja kita semua diam. Baru ribut saat kejadian, beberapa hari kemudian sudah lupa. Tidak demikian dengan eluarga korban dan keluarga pengemudi, kesusahan terus akan berlanjut," ucap Wildan kepada Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Kata Wildan, kejadian rem blong berulang terus, korban jiwa makin banyak saja nantinya. Tapi tidak ada dorongan dari Pemerintah buat rutin melakukan apa yang sudah direkomendasi oleh KNKT.

Baca juga: Makin Banyak Truk dan Bus Mengalami Rem Blong, Ini Kata KNKT


"Saya share berulang kali cara lakukan pre-trip inspection untuk memastikan sistem rem kondisi baik tapi jarang direspons teman-teman (pemerintah dan pengusaha), apalagi dibantu untuk menyosialisasikan hal ini ke pengemudi. Tapi begitu ada kejadian, ribut semua," kata Wildan.

Wildan berharap, Pemerintah Indonesia maupun perusahaan bisa menjalankan rekomendasi KNKT secara konsisten dan persisten. Jadi ke depannya, bisa berkurang kasus rem blong karena sudah belajar dari kesalahan yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau