Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pajak Motor Konvensional Naik, Banyak Efek ke Berbagai Sektor

Kompas.com - 20/01/2024, 13:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau mau menaikkan pajak buat motor konvensional.

Alasannya adalah agar orang bisa beralih ke kendaraan listrik dan tambahan pajak bisa buat menyubsidi transportasi publik. Namun adanya wacana kenaikan pajak ini bisa berpengaruh ke banyak industri.

Menurut Presiden Direktur Yamaha Motor Manufacturing Indonesia Dyonisius Beti mengatakan, orang pertama yang mendapatkan dampak kalau kenaikan pajak terjadi adalah masyarakat yang merasakan langsung.

Baca juga: Pebalap Tester Yamaha Pesimis Bisa Juara pada MotoGP 2024

Yamaha YZF-R15 V4Dok. Greatbiker Yamaha YZF-R15 V4

"Rakyat banyak yang merupakan pemakai langsung yang pertama akan menanggungnya. Rakyat di negara berkembang masih mengandalkan motor buat sehari-hari, sedangkan EV belum bisa substitusi, mengingat kendala kecepatan, jarak tempuh, dan sebagainya," ucap pria yang akrab disapa Dyon kepada Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Dyon, produsen tentu bakal kena dampak yang besar kalau memang jadi ada kenaikan pajak. Tapi sebelum itu, bakal pengaruh juga ke perindustrian, ketenagakerjaan, dan sebagainya.

Baca juga: Ada Peran Rossi di Balik Kepindahan Luca Marini ke Repsol Honda


"Secara industri, Indonesia salah satu yang terkuat karena sudah 50 tahun membangun jaringan suplai, bahkan sampai ekspor. Kalau melumpuhkan daya saing, investor bisa memilih ke negara lain yang pasarnya besar," kata Dyon.

Sedangkan buat ketenagakerjaan, tentu lapangan kerja bakal kena pengaruhnya. Makanya ini perlu diperhatikan buat pemerintah sebelum melakukan tindakan, perhatikan juga dampaknya.

"Dari produsen tentu besar sekali dampak bisnisnya dan tentu kami mengharapkan penentu kebijakan memikirkan kembali," kata Dyon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com