JAKARTA, KOMPAS.com - Momen libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh dengan mobil.
Pasalnya, pada musim liburan, tiket pesawat ataupun kereta api biasanya mengalami kenaikan. Menggunakan mobil sendiri tentu merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Berkendara jarak jauh atau yang kerap disebut road trip, banyak dilakukan bersama kerabat atau keluarga. Selain persiapan yang matang sebelum memulai perjalanan, penting juga untuk menjaga konsentrasi saat mengemudi.
Baca juga: Ini yang Dirasakan Pengemudi Ketika Ban Mobil Kempis
Berkendara jarak jauh berpotensi membuat pengemudi mengalami microsleep. Kondisi tersebut adalah ketika tubuh tidur sementara. Akibatnya sangat fatal karena dapat menyebabkan kecelakaan.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, microsleep bisa terjadi karena kondisi yang stagnan. Seperti lintasan lurus terus menerus, atau momen kemacetan yang membuat pengemudi berkendara dalam situasi stop and go.
“Dalam kondisi stagnan, menurut Jusri, pengemudi cenderung bosan. Sehingga, pengemudi hanya melihat jalan tanpa melakukan antisipasi. Kondisi ini yang membuat otak tidak aktif bekerja,” ucap Jusri belum lama ini.
Jusri melanjutkan, sebagai contoh, pengemudi melihat ada pejalan kaki. Bila otak terstimulasi bekerja, pengemudi tidak hanya melihat pejalan kaki tersebut, tapi melakukan langkah antisipasi bila pejalan kaki tersebut tiba-tiba menyeberang.
“Maka itu, sejak dini dia akan memperlambat lajunya atau membunyikan klakson,” kata Jusri.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengemudi tidak hanya sekadar melihat, tapi juga membaca situasi. Sebab, jika pengemudi sekadar melihat jadinya otak tidak terstimulasi bekerja.
“Sama seperti saat pengemudi melewati polisi tidur dengan kecepatan tinggi, itu artinya dia sekadar melihat karena polisi tidur tidak datang tiba-tiba,” ucap Jusri.
Jusri menambahkan, pengemudi juga bisa mencegah microsleep dengan membuat pola melihat kaca spion kendaraan. Pola ini dapat dilakukan dengan siklus 5-8 detik.
“Selain untuk mengetahui kondisi di sekitar kendaraannya, pengemudi harus tahu selain kondisi di depan kendaraan karena bahaya juga dapat datang dari sisi belakang kendaraan,” kata Jusri.
Jika pengemudi sejak awal merasakan kantuk atau lelah, Jusri menyarankan, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.
Baca juga: Harga Tiket Bus AKAP Jurusan Jakarta-Padang Saat Libur Nataru 2023
Bisa juga diisi dengan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat.
“Apabila sudah tidak kuat, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi,” ujar Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.