BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Toyota

Tak Hanya Elektrifikasi, Ini Deretan Kendaraan Ramah Lingkungan yang Diproduksi Toyota

Kompas.com - 28/11/2023, 06:52 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, PT Toyota Astra Motor (TAM) membuat kejutan bagi industri otomotif Tanah Air dengan menghadirkan flex fuel vehicle (FFV). Kendaraan tersebut adalah Fortuner Flexy Fuel dan Corolla Cross HEV Flex Fuel.

FFV adalah kendaraan yang dapat menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar, baik itu campuran bensin dengan etanol maupun metanol yang merupakan energi terbarukan.

Penggunaan etanol maupun metanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan Toyota tersebut adalah bagian dari upaya untuk menekan emisi karbon sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Baca juga: Menilik Kecanggihan Teknologi Ramah Lingkungan pada Kendaraan Toyota Hybrid System

Adapun Corolla Cross Hybrid Flex Fuel yang dibawa Toyota pada ajang GIIAS 2023 merupakan replika atau varian dari kendaraan XRX Hybrid yang ada pada pasar Brasil.

Corolla Cross XRX Hybrid menggunakan sistem hybrid paralel bermesin empat silinder dengan siklus Atkinson berkapasitas 1.798 cc. Seluruhnya atau 100 persen bahan bakar kendaraan ini sudah menggunakan etanol (E100).

Mesin itu dibantu oleh motor listrik bertenaga 71 horse power (HP) dan bertorsi 163 Newton meter (Nm) untuk memutar roda depan lewat transmisi Power Split eCVT.

Dengan spesifikasi bahan bakar dan mesin tersebut, Corolla Cross XRX Hybrid diklaim mampu menghasilkan tenaga sebesar 97 HP dan torsi puncak 142 Nm.

Baca juga: It’s Time for Everyone, Begini Komitmen Toyota Ajak Seluruh Masyarakat Ikut Mendukung Target NZE 2060

Tidak hanya hybrid, Corolla Cross spek Brasil juga tersedia dengan mesin konvensional dynamic force yang sudah didukung dengan sistem flex fuel.

Untuk Toyota Fortuner Flexy Fuel yang diboyong TAM pada GIIAS 2023, pada dasarnya mesin kendaraan ini tak jauh berbeda dengan Toyota Fortuner yang ada di pasar Indonesia.

Hanya saja, bahan bakar dari kendaraan tersebut tidak menggunakan bahan bakar fosil, tetapi bahan bakar yang berasal dari hasil fermentasi tumbuhan, yaitu bioetanol.

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar sendiri memang terus dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif dari bahan bakar fosil.

Sebab, bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar dinilai memiliki lebih banyak keunggulan. Utamanya, dalam menekan emisi karbon melalui penggunaan energi terbarukan.

Bioetanol dihasilkan melalui fermentasi biomassa, seperti umbi-umbian, jagung, dan tebu. Setelah difermentasi, bahan-bahan itu pun kembali diolah melalui proses destilasi.

Baca juga: Menilik Kecanggihan Teknologi Ramah Lingkungan pada Kendaraan Toyota Hybrid System

Toyota Fortuner Flexy Fuel.Dok. Kompas.com/Gilang Toyota Fortuner Flexy Fuel.

Perlu diketahui, Toyota telah melakukan riset dan berhasil mengembangkan teknologi mesin flex-fuel yang bisa menenggak E100. Penggunaan mesin itu terbukti bisa menurunkan emisi gas buang hingga 14 persen.

Meski begitu, penerapan mesin flex fuel yang dapat menggunakan E100 di Indonesia masih membutuhkan proses lebih lanjut.

Hal tersebut lantaran untuk menghasilkan bahan bakar E100 tidak cukup jika hanya diwujudkan dengan mengandalkan industri otomotif semata, tapi juga industri lainnya.

Baca juga: Semakin Diminati Masyarakat, Ini Segudang Keuntungan Menggunakan Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia saat ini telah mengembangkan bensin dengan campuran bioetanol sebanyak 5 persen (E5) pada produk bahan bakar minyak (BBM) Pertamax Green.

Alternatif kendaraan listrik

Marketing Director TAM Anton Jimmi Suwandy mengatakan, tujuan diperkenalkannya Fortuner Flexy Fuel dan Corolla Cross HEV Flex Fuel adalah untuk memberi gambaran mengenai masa depan bioetanol di industri otomotif Tanah Air.

Pasalnya, kedua mobil tersebut sejalan dengan isu penggunaan bioetanol sebagai bahan pada BBM kendaraan yang tengah berkembang di Indonesia.

Tak hanya itu, kehadiran kendaraan itu juga hadir sebagai alternatif bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan ramah lingkungan.

Baca juga: Emisi Karbon Terus Meningkat, Begini Langkah Nyata Toyota lewat Kampanye “It’s Time For Everyone”

"Kita selalu bicara elektrifikasi, battery electric vehicle (BEV) dan hybrid, untuk mengurangi emisi. Namun, bila dilihat secara global, banyak sekali solusi-solusi lain (selain elektrifikasi). Salah satunya, kendaraan dengan bahan bakar E100. Itu digunakan di Brasil, mereka menggunakan tebu sebagai bahan bioetanol," ujar Anton seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (10/8/2023).

Anton menambahkan, Indonesia sekarang memang sudah menggunakan E5 dan tidak menutup kemungkinan akan mulai meningkat ke E10.

Adapun dengan menampilkan Fortuner Flexy Fuel dan Corolla Cross HEV Flex Fuel, Anton berharap, pihaknya bisa memberi isyarat kepada masyarakat dan pemerintah bahwa Toyota memiliki teknologi untuk pemanfaatan bioetanol.

Langkah tersebut pun diharapkan dapat mendorong adanya kerja sama dengan pemerintah terkait kendaraan ramah lingkungan selain melalui kendaraan listrik.

“Kami ingin menunjukkan ke publik dan pemerintah bahwa teknologinya (yang seperti itu) di global sudah ada. Apabila programnya serius ingin dilanjutkan hingga mencapai E100, maka bisa memudahkan masyarakat luas untuk berkontribusi terhadap pengurangan emisi dari kendaraan bermotor. Sebab, tidak semua orang mungkin bisa memakai mobil elektrik," kata Anton.

Baca juga: It’s Time for Everyone, Begini Komitmen Toyota Ajak Seluruh Masyarakat Ikut Mendukung Target NZE 2060

Sementara itu, Presiden Direktur TAM Hiroyuki Ueda menjelaskan bahwa pihaknya secara aktif menjembatani visi mobilitas global Toyota dengan misi menuju netralitas karbon di Indonesia. Salah satunya, melalui kehadiran dua kendaraan ramah lingkungan baru yang dipamerkan pada GIIAS 2023.

"Partisipasi kami di GIIAS 2023 juga sejalan dengan target Toyota Environmental Challenge 2050 dan Net Zero Emission (NZE) 2060 dari Pemerintah Indonesia untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih. Mobil yang kami tampilkan tersebut memperlihatkan bahwa Toyota punya berbagai strategi untuk menekan emisi karbon (selain lewat kendaraan listrik) sesuai kebutuhan pelanggan,” jelas Hiroyuki.

Lewat upaya tersebut, Toyota berharap produk kendaraan ramah lingkungan yang dihasilkan oleh pihaknya dapat membantu mengurangi penggunaan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil secara bertahap.

Hal tersebut pun sejalan dengan kampanye “It’s Time for Everyone” yang digaungkan oleh Toyota saat ini untuk mendukung program netralitas karbon sebagai upaya mencegah peningkatan risiko pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change).

Lewat kampanye tersebut, Toyota berusaha untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan dari kendaraan konvensional dengan menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, baik itu kendaraan listrik maupun kendaraan yang menggunakan energi terbarukan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com