Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Beli Motor Listrik, Pilih Konversi atau Beli Baru?

Kompas.com - 22/09/2023, 08:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Selain membuka keranb subsidi Rp 7 juta, pemerintah juga menggalakkan program konversi untuk menambah populasi kendaraan listrik di Indonesia.

Walaupun berbeda konsep, di mana satu merupakan produk baru dan satunya produk pembaruan, kedua opsi ini ditujukan untuk mendukung program elektrifikasi nasional, dan membantu penyerapan motor listrik oleh masyarakat.

Bagi konsumen pemula yang hendak meminang motor listrik namun masih kebingungan, sebaiknya membeli produk baru atau melakukan konversi?

Baca juga: Coba Powerace Triex, Motor Listrik Roda Tiga Buatan Indonesia

Greentech pangkas harga motor listrik selama Jakarta Fair 2023. Setelah kena subsidi, harganya mulai Rp 5 jutaanKOMPAS.com/daafa Greentech pangkas harga motor listrik selama Jakarta Fair 2023. Setelah kena subsidi, harganya mulai Rp 5 jutaan

Ganesha Tri Chandrasa, EV and RE Senior Researcher Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan, kedua pilihan tersebut memiliki plus-minus masing-masing.

Beli motor listrik baru

Menurut Chandra, membeli motor listrik baru adalah opsi teraman bagi pengguna pemula. Khususnya setelah ada subsidi Rp 7 juta dari pemerintah.

Hanya saja, dia menganjurkan konsumen untuk berhati-hati saat memilih. Bukan karena motor listrik baru tidak bagus, namun boleh jadi spesifikasinya tidak sesuai.

Baca juga: 2 Impian Soebronto Laras yang Belum Terwujud, Mobil Listrik Murah dan Mobnas

Pacific masuk ke segmen motor listrik, namun belum berani menjual secara on the roadKompas.com/Daafa Alhaqqy Pacific masuk ke segmen motor listrik, namun belum berani menjual secara on the road

“Misalnya beli motor listrik murah, ngelihat dari harganya. Pas dicoba ternyata tidak enak, itu karena spesifikasinya memang rendah,” ucapnya kepada Kompas.com di sela-sela acara IEMS di Bogor, Rabu (20/9/2023).

Untuk amannya, Chandra menganjurkan konsumen memilih motor listrik dengan spesifikasi output daya sebesar 2.000 watt ke atas, dan menguunakan baterai jenis lithium.

“Kalau motor listrik yang powernya cuma 1.500 watt, memang masih bisa dikendarai, cuma mungkin cocoknya buat ibu-ibu saja, buat keliling kompleks,” kata dia.

Baca juga: Moge Terbakar di BSD, Diduga karena Selang Bensin

Yamaha NMAX yang diubah menjadi motor listrik konversi oleh bengkel konversi MotorizKompas.com/Daafa Alhaqqy Yamaha NMAX yang diubah menjadi motor listrik konversi oleh bengkel konversi Motoriz

Bikin motor listrik konversi

Konversi motor listrik juga menerima dukungan subsidi dari pemerintah, dengan nominal serupa yakni Rp 7 juta. Menurut Chandra, opsi ini justru yang paling fleksibel.

Sebab, konsumen punya kebebasan untuk menentukan spesifikasi dan performa dari motor listrik miliknya. Namun tentunya, biaya akhirnya pasti bervariatif.

“ESDM kan menganjurkan output daya 2.000 watt sebagai referensi, jadi ini anjuran karena daya itu dianggap yang paling standar untuk motor listrik, jadi bisa ditingkatkan,” kata dia.

Baca juga: BRIN Anjurkan Aturan Konversi Motor Listrik Direvisi

Yamaha Fazzio hasil konversi motor lisrik bikinan BRTKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Yamaha Fazzio hasil konversi motor lisrik bikinan BRT

Bagi konsumen yang hendak melakukan konversi, Chandra menganjurkan agar melakukan riset terlebih dahulu. Hal ini bisa dengan cara mencari referensi secara online, atau berdialog langsung dengan mekanik bengkel.

Kembali pada pertanyaan motor listrik jenis apa yang harus dipilih, menurut Chandra, semuanya kembali pada anggaran dan preferensi konsumen.

Jika menginginkan motor listrik murah dan harganya terjangkau, sebaiknya membeli baru dan subsidi. Namun jika mengincar performa, sebaiknya mengambil opsi konversi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com