Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standardisasi Baterai Motor Listrik Masih Menemui Kendala

Kompas.com - 15/09/2023, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Standardisasi baterai menjadi salah satu cara untuk memudahkan masyarakat dalam pemakaian motor listrik. Meski begitu, rencana penyeragaman komponen ini masih menemui kendala.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Wilson Teoh mengatakan, saat ini terjadi dilema di kalangan industri motor listrik mengenai standardisasi baterai motor listrik. Dia mengatakan, standarisasi memang benar bisa membantu industri ini berkembang lebih cepat.

“Tapi, pada praktiknya memang perusahaan memiliki teknologinya masing-masing yang mereka unggulkan dan kurang mau bergabung dengan yang lain,” ujar Wilson di Jakarta (13/9/2023).

Baca juga: Marc Marquez Punya 3 Pilihan Soal Masa Depannya di MotoGP

Ilustrasi baterai motor listrik. Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi baterai motor listrik. Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Wilson menjelaskan, pihaknya berperan penting untuk menjembatani dengan Kementerian ESDM terutama membahas standardisasi baterai untuk roda dua.

Saat ini sudah ada 3 pemain baterai swap yang aktif, yaitu Oyika, Swap, dan SGB. Saat diskusi terakhir dengan Kementerian ESDM, terungkap masih banyak kendala.

Menurut Wilson, kendala pertama adalah belum ada negara di dunia yang berhasil melakukan standardisasi baterai dan bisa berjalan. Hal itu menimbulkan keraguan apakah Indonesia mampu melakukan hal tersebut.

Baca juga: Membandingkan Kenyamanan Interior BR-V dan Stargazer X

Kedua, apabila standardisasi baterai terjadi di fase awal pengembangan kendaraan listrik, maka bisa merusak inovasi.

“Jadinya kita terlalu dibatasi dengan seluruh ketentuan yang sudah dilakukan,” ucap Wilson.

Akhirnya, ditemukan kesimpulan bahwa safety memang benar perlu diregulasi dan distandardisasi. Tapi, selain safety, standarisasi lainnya tidak perlu.

Baca juga: Pelajaran Kecelakaan di Tol MBZ, Kalau Sakit Jangan Nekat Mengemudi

Bocoran baterai motor listrik IBC Gen 2.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Bocoran baterai motor listrik IBC Gen 2.

“Ataupun kita bisa mengadopsi multi standar. Jadi standarnya itu bisa bermacam-macam tetapi tidak satu," kata Wilson.

"Saat ini BSN (Badan Standardisasi Nasional) sudah menentukan 11 macam standar baterai. Jadi APM bisa memilih minimal 1 standar saat masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau