JAKARTA, KOMPAS.com - Razia uji emisi masih terus berlangsung sampai Akhir November 2023. Ada beberapa hal yang mempengaruhi hasilnya, salah satunya adalah soal pemilihan bahan bakar.
Ternyata, pemilihan bahan bakar krusial buat emisi yang keluar dari knalpot. Tapi, memilih bahan bakar ini harus sesuai dengan kompresi, bukan kurang atau malah ketinggian kadar oktannya dari yang disarankan.
Aries Mandala, Kepala Bengkel AHASS Pelangi Prima Mandiri, mengatakan, BBM yang sesuai dengan kompresi akan mempengaruhi emisi gas buang.
Baca juga: Cerita Driver Ojol yang Pakai Motor Listrik, Bebas dari Razia Uji Emisi
"Pasti iya (ngaruh), misal kompresi motor sekarang 1:10 kompresinya, kan rata-rata pakai Pertamax (RON 92), kalau diisi Pertalita (RON 90) emisi jadi tinggi karena enggak kebakar semua (BBM-nya)," kata Aries kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).
Aries menjelaskan, kalau BBM di bawah yang disarankan, maka bisa ada sisa BBM yang ada di ruang mesin. Kalau misal didiamkan, nantinya menumpuk, akhirnya jadi kerak dan karbon saat keluar dari knalpot.
"Walau orang rutin servis, tapi enggak memperhatikan bahan bakar, uji emisi bakal susah lolos," kata Aries.
Baca juga: Recall Motor Suzuki, Konsumen Ditunggu di Bengkel Resmi
Begitu pun kalau RON ketinggian dari yang disarankan. BBM dengan RON tinggi kadang titik bakarnya lebih tinggi, maka ada yang tidak terbakar atau ada sisanya, jadi emisi bisa lebih tinggi.
"Konsumen sekarang harus paham, motor saya kompresi berapa dan cocoknya pakai apa," ucap Aries.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.