Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Solusi Tekan Polusi, Pemerintah Tegaskan Komitmen Pengembangan EV

Kompas.com - 29/08/2023, 19:11 WIB
Ruly Kurniawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu solusi yang menjanjikan untuk kurangi polusi udara dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. 

Dengan baterai dan infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang, kendaraan listrik tentunya menawarkan beragam keunggulan, dari efisiensi energi hingga pengurangan emisi gas buang.

Melalui peralihan ke kendaraan listrik, jejak karbon transportasi dapat berkurang secara signifikan. Masalah penyakit pernapasan dan polusi udara juga turut teratasi.

Baca juga: Subsidi Motor Listrik Resmi Diperluas, 1 KTP buat Beli 1 Motor Listrik

Perkembangan kendaraan listrik mendorong berkembangnya inovasi di sektor teknologi dan energi, seperti pengembangan baterai hingga sistem pengisian daya yang lebih cepat dan efisien.

Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PLN, sudah mendukung fast charging CCS-2Kompas.com/Daafa Alhaqqy Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PLN, sudah mendukung fast charging CCS-2

Selain itu, peluang baru dalam industri manufaktur, teknologi, dan jaringan pengisian daya juga akan tercipta.

Dengan demikain, nantinya diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.

Atas beragam kelebihan tersebut, Pemerintah RI menegaskan komitmen pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional, sesuai imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat memperkirakan Indonesia akan jadi produsen elektrifikasi terbesar pada 2027.

Baca juga: Denda Tilang Uji Emisi, Mobil Kena Rp 500.000 dan Motor Rp 250.000

Ilustrasi kendaraan listrikDok. PLN Ilustrasi kendaraan listrik

“Guna memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik sebanyak 17.282 unit (roda empat) dan sebanyak 40.312 unit (roda dua), Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem industri tersebut," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).

"Dengan membangun 846 SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) untuk roda-4 dan 1.401 SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) untuk Roda-2,” lanjut dia.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hal ini sejalan dengan komitmen Net Zero Emision dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi. Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik.

Baca juga: Ada 335 Bengkel Mobil dan 106 Bengkel Motor buat Uji Emisi di Jakarta

Dalam kesempatan tersebut, Sesmenko juga menekankan pentingnya percepatan ekosistem kendaraan listrik.

Pemerintah melalui kebijakan nyata telah mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan ketersediaan pasokan tenaga listrik, infrastruktur stasiun pengisisian, dan rencana integrasi platform.

Kerja sama yang kuat dari semua pihak, termasuk Pemerintah, Perusahaan listrik dan otomotif, lembaga riset, dan masyarakat umum, untuk bersatu dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik tersebut sangatlah diperlukan.

Adanya kerja sama tersebut dapat diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengisian daya yang luas, mendorong penelitian, dan pengembangan teknologi yang lebih baik.

Baca juga: Pemprov DKI Targetkan Pengadaan Bus Listrik 100 Unit pada Oktober 2023

Serta memberikan insentif bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Dengan begitu, masa depan mobilitas yang berkelanjutan akan tercipta.

Baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 5Kompas.com/Donny Baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 5

“Terkait dengan ekosistem EV ini Pemerintah punya komitmen yang luar biasa besar, selain memandatkan di beberapa Leaders’ Declaration di ASEAN dan sebagainya," ucap dia.

"Tapi untuk kepentingan kita sendiri, baik sisi supply dan demand, Pemerintah akan komitmen untuk mendukung sepenuhnya pengembangan EV ecosystem ke depan,” tambah Sesmenko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com