JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, kecepatan motor balap MotoGP bisa tembus hingga 366 kilometer per jam. Banyak yang menilai motor MotoGP terlalu kencang.
Sehingga, muncul wacana untuk menurunkan kapasitas mesin dari 1.000 cc menjadi 850 cc. Pada musim 2007, MotoGP pernah menurunkan kapasitas mesin motor menjadi 800 cc. Lalu, naik lagi menjadi 1.000 cc pada musim 2012 hingga sekarang.
Baca juga: Valentino Rossi Turut Pertanyakan Kinerja MotoGP Stewards
Dengan motor MotoGP yang semakin kencang, maka risiko kecelakaan juga akan meningkat. Selain itu, yang dikhawatirkan sirkuit juga tidak bisa mengikuti peningkatan kecepatan motor.
Gigi Dall'Igna, General Manager Ducati Corse, mengatakan, tiga setengah dari lima pabrikan setuju apabila kapasitas mesin diturunkan. Sementara satu setengah pabrikan lainnya menolak gagasan tersebut.
"Iya, ini memang kapasitas yang aneh. Tapi, di MotoGP kami membangun purwarupa, itulah kenyataannya. Top speed akan memberikan masalah bagi kita di masa depan jika kita tidak melakukan sesuatu," ujar Dall'Igna, dikutip dari Speedweek.com, Senin (28/8/2023).
Baca juga: Dyandra Siapkan Beragam Acara Pendukung pada MotoGP Mandalika 2023
Dall'Igna mengatakan, kecepatan motor terlalu tinggi. Perlu diingat bahwa regulasi baru akan berlaku hingga akhir 2031, delapan tahun lagi dari sekarang.
"Bila kita terus lanjut dengan 1.000 cc hingga seterusnya dan meningkatkan kecepatan setiap tahunnya, kita akan memiliki masalah," kata Dall'Igna.
Menurutnya, pengurangan kecepatan utamanya karena alasan keselamatan dan dia yakin itu harus dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.