JAKARTA, KOMPAS.com - Junkyard atau tempat rombengan mobil bisa jadi opsi lain untuk berburu onderdil. Pada lokasi ini tersedia juga berbagai suku cadang mulai dari pelek, suspensi, sampai mesin mobil.
Kompas.com menyambangi salah satu rombengan mobil atau dikenal dengan istilah "kampakan mobil" di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat. Terlihat memang banyak mobil bekas yang teronggok, siap menjadi donor jika ada onderdil yang mau dicopot.
Baca juga: Pemula Coba Main Vespa 2 Tak, Coba Beli Tahun yang Paling Muda
Berbagai onderdil bisa didapatkan di rombengan mobil mulai dari mesin, transmisi, termasuk kaki-kaki mobil seperti tie rod, gardan dan bagian lain. Kemudian kompresor AC, bahkan aneka dasbord mobil.
Bicara di atas kertas, memang ada kelebihan membeli suku cadang mobil copotan. Utamanya yaitu harga yang ditawarkan terjangkau dibandingkan dengan barang original dan bisa dapat barang mobil tua yang sulit dicari.
"Mesin Avanza (1.3) yang itu Rp 13 juta. Kompresor AC (Toyota) Rp 1,2 juta. Suzuki Splash lagi tidak ada, tapi Suzuki biasanya lebih murah," ujar salah satu pekerja kampakan mobil yang Kompas.com temui di Bogor, Senin (31/7/2023).
Jika beruntung bisa juga menemukan suku cadang bekas layak pakai mulai dari yang original hingga collector item, termasuk pelek original bawaan pabrik.
"Kalau pelek lengkap ada empat dijual. Tapi kalau bekas tabrakan cuma sisa tiga paling (kami) ditimbang (dijual per kg)," kata pekerja tersebut.
Baca juga: Infrastruktur Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Telah Lampaui Target
Konsumen onderdil copotan ialah orang bengkel walau tak menutup pembeli perorangan. Sebab memang dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan cukup untuk membeli onderdil copotan.
Sebab tak ada jaminan kualitas barang copotan. Riwayat pemakaiannya juga tidak diketahui. Kemudian bisa saja ternyata barang tidak cocok meski part number sama karena ada perbedaan tahun dan sebagainya.
"Ada juga yang pribadi. Kalau sekarang diposting. Kalau dulu orang bengkel yang nyari, ramai seperti pasar. Sekarang sudah jarang (yang datang langsung) online. Ya ramainya pindah saja," kata pekerja itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.