Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Insentif Konversi Motor Listrik 2024 Masih Tanda Tanya

Kompas.com - 31/07/2023, 11:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) mencatat saat ini baru ada 4.578 masyarakat yang mau memanfaatkan program insentif konversi sepeda motor berbahan bakar fosil ke listrik berbasis baterai di Indonesia.

Meskipun naik secara bulanan, angka tersebut sejatinya masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 50.000 unit hingga akhir 2023 ini alias baru 5 persennya. Sehingga, butuh banyak terobosan supaya program kendaraan rendah emisi ini bisa laju.

Sehubungan dengan kondisi terkait, Menteri ESDM Arifin Tasrif belum mau berbicara soal anggaran untuk insentif konversi motor listrik pada 2024 mendatang. Pasalnya, dalam beberapa waktu mendatang akan dilakukan evaluasi kebijakan bersama.

Baca juga: Ini 7 Tahap Uji Tipe Motor Listrik Konversi, dari Baterai sampai Sein

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan roda dua atau motor dapat dikonversi menjadi kendaraan listrik pada 2030.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan roda dua atau motor dapat dikonversi menjadi kendaraan listrik pada 2030.

"Sekarang kan sudah ada (anggaran tahun 2023), kita jalankan dulu. Untuk 2024 itu kita telah ajukan, finalisasinya (dibincangkan bersama DPR dan Kementerian Keuangan RI) nanti sebab penyelenggaraan anggaran kan belum," kata dia kepada Kompas.com di kantor ESDM, Jakarta, Jumat (27/7/2023) kemarin.

"Sekarang sih Insya Allah (bisa capai target), karena program konversi punya banyak manfaat, multiplier effect-nya luas," lanjut Arifin.

"Kita harapkan (untuk anggaran 2024) jumlahnya lebih banyak supaya lebih cepat kita lakukan program pengurangan emisi dan penghematan devisa," kata dia lagi.

Diketahui, Kementerian Keuangan RI (Kemenkeu) telah menganggarkan sebesar Rp 1,75 triliun untuk pemberian insentif terhadap 1 juta kendaraan listrik pada tahun 2023-2024. Anggaran ini berasal dari dana bendahara umum negara.

Dana tersebut dialokasikan untuk pembelian 200.000 unit sepeda motor baru sekitar Rp 1,4 triliun ke Kementerian Perindustrian dan Rp 350 miliar ke Kementerian ESDM untuk konversi.

Pada tahun depan, anggaran untuk program ini ditambah sampai Rp 5,25 triliun untuk bisa mendorong pembelian 600.000 unit motor listrik baru dan 150.000 konversi motor listrik. Masing-masing insentif per-unitnya ialah Rp 7 juta.

Baca juga: Sepeda Motor Overpopulasi di Indonesia, Bakar BBM Rp 7,24 T Per Hari

Kementerian Perhubungan menyediakan layanan pengujian sepeda motor listrik hasil konversi melalui mobil alat uji non statis alias berupa bengkel berjalan yang dapat berpindah tempat. Foto: Kemenhub Kementerian Perhubungan menyediakan layanan pengujian sepeda motor listrik hasil konversi melalui mobil alat uji non statis alias berupa bengkel berjalan yang dapat berpindah tempat.

Namun, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Menteri Perindustrian (Menperin) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 12 Juni 2023 lalu, anggaran insentif motor listrik baru untuk tahun depan dipotong hingga tersisa Rp 350 miliar saja.

Dengan begitu, target penyaluran insentif motor listrik di 2024 turun menjadi sekitar 50.000 unit, dari sebelumnya 600.000 unit.

"Anggaran itu sangat relatif, bisa saja dalam perjalanannya dinaikin lagi, tapi untuk pagu indikatif sudah fix bahwa bantuan pemerintah untuk motor listrik roda dua itu bantuannya sekitar Rp 350 miliar akan mencakup 50.000 unit motor listrik," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com