Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi KNKT Soal Kecelakaan Bus Pariwisata, Sediakan Bus Kecil

Kompas.com - 12/07/2023, 13:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kecelakaan bus di area wisata di Indonesia belum lama ini sering terjadi. Kecelakaan seperti rem blong, atau bus terguling masih sering terjadi.

Soerjanto Tjahjono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan, kondisi jalanan di Indonesia tepatnya di beberapa lokasi wisata sudah tidak sesuai standar.

"Lokasi wisata di Indonesia itu sudah tidak memungkinkan untuk bus besar melintas," kata Soerjanto ke awak media di Karoseri Laksana Ungaran, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Mitos Perawatan Bus Double Glass Lebih Mudah daripada Single Glass

Warga mengambil gambar bus yang jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023). Satlantas Polres Tegal, kesulitan mengevakuasi bus peziarah asal Tangerang Selatan, Banten, yang jatuh ke jurang di Sungai Kaliawu dan mengakibatkan 36 luka-luka serta satu meninggal dunia karena lokasi bus berada kedalaman lima meter.ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah Warga mengambil gambar bus yang jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023). Satlantas Polres Tegal, kesulitan mengevakuasi bus peziarah asal Tangerang Selatan, Banten, yang jatuh ke jurang di Sungai Kaliawu dan mengakibatkan 36 luka-luka serta satu meninggal dunia karena lokasi bus berada kedalaman lima meter.

Menurutnya, kondisi jalanan di tempat wisata sempit, berkelok, ditambah kemiringan jalannya yang di atas kemampuan bus besar. Bus yang memaksakan lewat jalan tersebut berisiko mengalami kecelakaan.

KNKT bisa memberikan rekomendasi untuk mengurangi angka kecelakaan tersebut. Salah satunya dengan menyediakan tempat menyimpan bus besar dan diganti dengan bus kecil.

Baca juga: Alasan Tidak Boleh Membuka Kaca Jendela Mobil Saat Kondisi AC Menyala


"Solusinya memang kalau bisa bus besar parkir di tempat tertentu, diganti bus kecil. Seperti di Tangkuban Perahu, Dieng, bus besar parkir di bawah, pakai bus kecil naik ke atas," kata Soerjanto.

Harapannya, bus kecil tadi bisa lebih aman melintasi kondisi jalan yang berbahaya. Sehingga, angka kecelakaan yang melibatkan bus besar bisa jauh berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau