Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Menahan Gas Mobil Matik di Tanjakan, Ini Dampaknya

Kompas.com - 04/06/2023, 13:01 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil matik identik dengan pengoperasiannya yang lebih mudah daripada mobil manual. Hanya dengan menginjak pedal gas dan tuas matik ada di posisi D kendaraan sudah bisa melaju.

Atas dasar kemudahan itu lah, banyak orang beranggapan bahwa mobil matik boleh dioperasikan sesuka gaya pengemudi. Padahal, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan agar komponen transmisi tetap awet.

Salah satu kesalahan yang dilakukan pengemudi mobil matik adalah membuat mobil tertahan di tanjakan dengan mengimbangi gas dan tuas matik tetap di D.

Baca juga: Ini Dampak Telat Ganti Oli Transmisi Matik

Beberapa aksi Tukang Ganjel yang kerap ada di Tanjakan Ciburial, Nagreg, Kabupaten Bandung Jawa Barat, pada Senin (24/4/2023)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Beberapa aksi Tukang Ganjel yang kerap ada di Tanjakan Ciburial, Nagreg, Kabupaten Bandung Jawa Barat, pada Senin (24/4/2023)

Pemilik bengkel spesialis Worner Matic Hermas Efendi Prabowo mengatakan, tak sedikit pengendara yang menahan atau menggantung pedal gas saat berhenti di tanjakan padahal itu bisa menyebabkan kerusakan transmisi matik secara permanen.

Ketika transmisi dipaksa bergerak dalam kondisi terbebani oleh gaya dorong ke belakang saat menanjak, itu sama saja membuat transmisi bekerja lebih keras daripada biasanya menurut Hermas.

“Tekanan oli transmisi yang dihasilkan jadi lebih besar untuk mengimbangi gaya dorong ke belakang tersebut, itu membuat oli dan komponen transmisi lebih cepat panas, akhirnya overheat dan transmisinya hilang tenaga,” ucap Hermas dikutip dari Kompas.com, Minggu (4/6/2023).

Baca juga: Transmisi Matik Bisa Jebol gara-gara Salah Ganti Aki

Tuas transmisi matik Daihatsu Ayla R ADS CVTKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Tuas transmisi matik Daihatsu Ayla R ADS CVT

Oleh sebab itu, ketika ingin melahap tanjakan dengan mobil matik sebetulnya tidak ada perbedaan dengan transmisi manual. Sama-sama membutuhkan momentum agar potensi terjadinya selip semakin sedikit.

Dibutuhkan momentum untuk menyeimbangkan kekuatan transmisi dengan laju dan gaya tarik. Tanpa momentum yang cukup, transmisi matik yang jadi tumpuan utama bobot mobil bisa mengalami kerusakan permanen.

Transmisi matik punya karakter penyaluran tenaga yang halus. Kalau di tengah tanjakan berhenti, pindahan tuas transmisi ke posisi paling rendah agar mendapat torsi maksimal, baru setelah tanjakan usua pindah kembali ke posisi D,” ucap Hermas.

Baca juga: Pemula Belajar Mobil, Lebih Aman Pakai Transmisi Matik atau Manual?

Jadi, menurut Hermas jangan sampai membuat mobil matik tertahan di tanjakan dengan mempertahankan posisi tuas matik tetap di D dan pembukaan gas tetap agar tidak merusak komponen di dalam transmisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau