JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan jalan bebas hambatan atau tol terus digarap oleh pemerintah. Salah satunya, Trans-Jawa yang saat mudik Lebaran lalu bisa dinikmati oleh banyak masyarakat.
Semakin panjang jalan tol, semakin tinggi risiko hilang konsentrasi bagi pengemudi. Maka dari itu, ada beberapa cara agar konsentrasi sopir tetap terjaga. Bisa dengan melakukan istirahat setiap 2 jam perjalanan, dan menambahkan instrumen jalan lainnya.
Seperti singing road atau jalan bernyanyi juga termasuk instrumen jalan yang ada guna meningkatkan konsentrasi pengendara. Lantas, apakah singing road ini perlu ditambahkan jumlahnya mengingat jalan bebas hambatan makin panjang?
Baca juga: Tahukah Anda, Singing Road Pertama di Indonesia?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, singing road merupakan adopsi dari reducing road yang ada di hampir semua jalan bebas hambatan di Indonesia.
“Dari sekian banyaknya jalan tol, jarang dijumpai singing road, dulu ada di tol Merak tapi sekarang sudah diganti reducing road karena lebih efektif,” ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2023).
Sony mengatakan, konsentrasi pengendara saat melewati jalan tol memang menjadi tuntutan yang harus dijaga agar angka kecelakaan di jalan bebas hambatan bisa berkurang.
Baca juga: Tidak Semua Jalan Tol Cocok Dipasang Singing Road
“Singing road itu menurut saya pribadi hanya memecah lamunan sesaat, sehingga saat itu juga pengendara menjadi lebih terjaga atau sadar, sehingga konsentrasi mengemudi menjadi lebih baik,” ucap Sony.
Menurut Sony, jika di suatu jalan sudah ada reducing road maka tidak perlu ditambahkan singing road karena keduanya memiliki fungsi yang sama. Seperti di kebanyakan jalan tol di Indonesia, banyak ditemukan reducing road.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.