Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Berlubang di Tol Trans Jawa Jadi Penyebab Mobil Sering Pecah Ban

Kompas.com - 07/04/2023, 09:13 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video viral di Tiktok yang menginformasikan pecah ban menimpa sejumlah pengguna jalan tol Trans Jawa. Video tersebut diunggah oleh akun @dy50fh65tr2d dan ramai dikomentari oleh sejumlah warga net yang juga mengalami hal serupa.

Hampir semua yang berkomentar mengatakan banyak lubang di jalan tol yang diklaim sebagai penyebab utama pecah ban. Terlepas lubang harus segera diperbaiki, sebenarnya pengguna mobil juga bisa melakukan langkah antisipasi.

Seperti yang diketahui karakter jalan aspal memang mudah terkelupas bila terkena air, sehingga peluang adanya lubang di jalan memang sangat tinggi. Maka dari itu sebaiknya pengguna mobil juga perlu memahami langkah antisipasi agar tidak terjadi pecah ban di jalan tol.

Baca juga: Cara Mengatasi Mobil yang Alami Pecah Ban, Lepas Seluruh Pedal

Jalan berlubang pcu terjadinya pecah banTangkapan layar Jalan berlubang pcu terjadinya pecah ban

On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk., Zulpata Zainal mengatakan risiko pecah ban di jalan tol bisa diantisipasi dengan mengurangi penyebabnya, termasuk dari sisi pengguna.

“Pengguna mobil bisa memperkecil peluang terjadinya pecah ban dengan memperhatikan tekanan udara ban sebelum masuk tol, karena mobil biasanya akan dipacu di jalan bebas hambatan,” ucap Zulpata kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).

Dia mengatakan perlu memastikan tekanan udara ban sudah disesuaikan dengan yang direkomendasikan pabrikan kendaraan, sesuai dengan beban muatannya.

Baca juga: Risiko Pecah Ban karena Jalan Berlubang di Tol, Persiapkan Ban Serep

Ban mobil GT Radial Savero AT ProKompas.com/Donny Ban mobil GT Radial Savero AT Pro

“Informasi standar tekanan udara ban biasanya ada di pilar pintu pengemudi, pastikan juga muatan yang dibawa sesuai dengan batas maksimal atau berat yang telah diinformasikan oleh pabrikan kendaraan,” ucap Zulpata.

Menurut Zulpata, kelebihan muatan dapat diartikan sama kondisinya dengan tekanan udara ban menurun, sehingga ini perlu diperhatikan karena ini menjadi salah satu penyebab pecah ban.

“Sebelum masuk jalan tol disarankan tambah tekanan angin ban 2 sampai 3 psi, tujuannya mengoptimalkan kemampuan ban dalam meredam benturan akibat lubang jalan dan beban muatan,” ucap Zulpata.

Baca juga: Pecah Ban gara-gara Jalan Berlubang di Tol, Injak Rem atau Gas Terus?

Proses evakuasi mini bus yang alami kecelakaan tunggal di Ring Road Jalan Siliwangi, Nogotirto, Gamping, Sleman akibat pecah ban. (Foto Dokumentasi Polresta Sleman)KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Proses evakuasi mini bus yang alami kecelakaan tunggal di Ring Road Jalan Siliwangi, Nogotirto, Gamping, Sleman akibat pecah ban. (Foto Dokumentasi Polresta Sleman)

Dia juga mengatakan perlu memastikan kondisi ban dalam keadaan baik, tinggi kembang yg masih cukup, tidak ada kerusakan fisik yang terjadi.

“Seperti ada sobek, benda tajam yang menempel atau banyak batuan terselip di sela-sela kembangan ban, pastikan juga suspensi kendaraan masih baik, pengaturan keselarasan roda dan kesetimbangan roda harus terjaga dengan baik,” ucap Zulpata.

Terakhir, Zulpata menyinggung soal kecepatan maksimal yang perlu diperhatikan oleh setiap pengguna mobil.

“Mengemudilah dengan kecepatan yang sudah direkomendasikan pemerintah tidak lebih dari 100 Kpj untuk mengantisipasi risiko pecah ban dan selalu berdoa untuk mendapatkan kemudahan dan keselamatan dalam perjalanan mudik,” tutup Zulpata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com