JAKARTA, KOMPAS.com - Sirkuit Sepang, Malaysia, langganan dijadikan tempat untuk sesi tes pra-musim. Dengan iklim yang tropis, balapan di sirkuit ini memberikan kesulitan tersendiri karena cuacanya.
Pada 5-7 Februari, MotoGP akan menggelar Shakedown test. Sedangkan sesi tes pra-musim, baru akan dilaksanakan pada 10-12 Februari.
Shakedown test diperuntukkan pebalap rookie dan test rider. Sedangkan pebalap MotoGP, baru akan hadir pada sesi tes pra-musim.
Baca juga: Crutchlow Keberatan Jadi Pebalap Wildcard Yamaha Musim Depan
Namun, bagi test rider, harus menjalani semuanya. Enam hari pengetesan dengan kondisi cuaca yang sangat panas, tentu akan sangat menguras stamina.
"Masalahnya bukan hanya hawa panas dari mesin motor sendiri, tapi hawa panas juga keluar dari knalpot pebalap lain. Sejujurnya, ini sangat panas di sini," ujar Crutchlow, dikutip dari Crash.net, Sabtu (4/2/2023).
"Saya tidak pernah mengerti mengapa ada pebalap yang masih bisa duduk dengan baju balapnya setelah dua jam balapan. Untuk olahraga pada umumnya, ada protokol hawa panas. Tapi, di sini kami dibakar 1.000 derajat," katanya.
Crutchlow mengatakan, menurut data, balap motor MotoGP memiliki temperatur inti tertinggi dan tercepat dibandingkan olahraga lain di dunia. Temperatur tersebut bisa mencapai 40 derajat Celcius.
Baca juga: Crutchlow Tidak Menyangka Sulitnya Jadi Test Rider Yamaha
"Sebab, Anda menggunakan baju balap, Anda berada di motor yang panas. Itu bisa melebihi 40 derajat Celcius untuk satu balapan penuh di sini," ujarnya.
Crutchlow menambahkan, saat di tikungan pertama, temperatur inti tubuh sudah mencapai 40 derajat Celcius. Kemudian, masih ada 20 lap lagi yang harus dijalani.
"Ketika Anda menggunakan baju balap, bernapas mengenai wajah sendiri, dengan detak jantung mencapai 200 bpm, dalam 35 derajat Celcius, kelembaban tinggi, duduk di atas motor dengan 1.000 derajat Celcius, dengan semua motor berada di sekitar Anda, itu sangat berat. Orang-orang tidak mengerti itu ketika Anda balapan di sini, itu berat," kata Crutchlow.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.