Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia Masa Kejayaan Taksi Jadi Transportasi Favorit Jakarta

Kompas.com - 27/01/2023, 09:22 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Taksi menjadi salah layanan transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama di Jakarta.

Nama Blue Bird menjadi ikonik layanan transportasi taksi saat ini. Padahal, Blue Bird hanya  salah satu perusahaan yang tersisa dari masa kejayaan taksi.

Pengamat transportasi Ketua Institusi Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, jika pada masa kejayaanya, jumlah perusahaan taksi ada banyak dengan sejumlah armada yang menjamur di Jakarta.

“Dulu itu ada sekitar 20 lebih perusahaan taksi. Meski tidak sekuat sebelum ada taksi online, saat ini kondisi taksi Blue Bird masih tetap eksis. Apalagi pelayan dari mereka juga ditingkatkan. Namun merek lain justru banyak yang sudah tutup,” kata Darmaningtyas kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Ekspor Isuzu Meningkat 64 Persen pada 2022

Darmaningtyas mengatakan di era 90an taksi populer di Indonesia untuk mobilitas masyarakat kelas menengah yang tidak memiliki kendaraan. Puncak kepopuleran taksi terjadi pada awal 2000 yang mana kebutuhan masyarakat pada kendaraan berdasarkan argo ini meningkat.

“Namun puncak kejayaan taksi mulai menurun di 2005 karena banyak orang mudah mendapatkan kredit sepeda motor. Jadi banyak orang pindah ke (naik) motor,” kata Darmaningtyas.

Bukan hanya itu, perbaikan infrastruktur transportasi umum di Jakarta juga menjadi tantangan dari taksi. Seperti layanan busway yang kian ditingkatkan dalam melayani mobilitas berbagai rute di ibu kota. Tidak hanya itu, tarif dari busway juga lebih mini jika dibandingkan taksi.

Antrean taksi di Terminal Kedatangan 1A Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (6/5/2016). Sistem FIFO (First In First Out) tengah diberlakukan oleh pengelola Bandara Soekarno-Hatta guna memudahkan penumpang untuk berkendara dari bandara menuju tempat lain. KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Antrean taksi di Terminal Kedatangan 1A Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (6/5/2016). Sistem FIFO (First In First Out) tengah diberlakukan oleh pengelola Bandara Soekarno-Hatta guna memudahkan penumpang untuk berkendara dari bandara menuju tempat lain.

“Banyak yang semula menggunakan taksi, namun begitu jalur yang ditempuh bisa menggunakan busway, mereka (masyarakat di Jakarta) pakai busway. Apalagi tarifnya lebih murah,” ucap Darmaningtyas.

Kemudian kemunculan layanan taksi online di 2015 juga punya pengaruh dan dampak yang besar kepada kelangsungan bisnis taksi.

Baca juga: 3 Pilihan Helm Sport Full Face Harga Rp 1 Jutaan

Banyak perusahaan taksi yang mengalami penurunan pelanggan usai dua tahun layanan taksi online beroperasi. Bahkan, satu persatu perusahaan taksi tumbang karena tidak mampu bersaing.

Layanan taksi yang sudah tutup seperti Dian Taksi, President Taxi, Express dan masih banyak lagi yang tumbang. Selain Blue Bird, taksi yang masih ada seperti Primajasa atau Gamya yang masih terlihat di jalan, namun jumlah armadanya tidak sebanyak dulu,” kata Darmaningtyas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau