Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Tabrak Belakang, Ingat Rumus 3 Detik di Jalan Tol

Kompas.com - 08/01/2023, 12:41 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan kecelakaan beruntun 7 mobil di ruas jalan tol Semarang-Solo kilometer 431, Rabu (4/1/2023). 

Kejadian tersebut diduga akibat truk yang terguling setelah mengalami pecah ban. Dilaporkan, tak ada korban jiwa dalam peristiwa kecelakaan tersebut. 

Harus di ingat kembali, berkendara saat cuaca buruk menyebabkan jarak pandang yang terbatas. Respon untuk mengindari bahaya bisa dikatakan terlambat.

Sulit untuk mengantisipasi bahaya-bahaya yang terjadi. Maka, pada dasarnya hal tersebut dipengaruhi oleh jarak aman dan batas kecepatan di jalan tol. 

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, saat hujan deras, jarak pandang berkurang.

Kondisi obyek yang kemungkinan besar mengancam terbilang lebih berisiko, termasuk jarak aman pengereman. 

"Jarak pandang tipis, kadang-kadang membuat kaget. Dari kabin jarak kendaraan di depan masih jauh, ternyata dekat. Hal-hal semacam itu yang sering menyebabkan rem mendadak. Risiko di bagian depan ada apa, enggak tau. Akhirnya, pada menyalakan lampu hazard sebagai kode. Yang jadi masalah itu juga karena kondisi jalan tol. Hujan deras jalan licin dan banyak genangan," kata Sony. 

Baca juga: Apakah Mobil yang Pernah Kebanjiran Jadi Rawan Rusak?

Saat musim hujan seperti saat ini, Sony mengatakan, melaju melewati batas kecepatan di jalan tol juga berisiko tinggi menyebabkan aquaplaning. Akibatnya bahkan begitu fatal, mobil kemungkinan bisa terguling, atau menabrak pembatas jalan tol. 

RINGSEK—Inilah kondisi mobil Suzuki Swift yang dikemudikan korban dalam kondisi ringsek setelah menabrak pembatas jalan dan masuk rawa di ruas jalan tol KM 610 Madiun-Surabaya, Senin (31/1/2022) siang.KOMPAS.COM/Dokumentasi Satlantas Polres Madiun RINGSEK—Inilah kondisi mobil Suzuki Swift yang dikemudikan korban dalam kondisi ringsek setelah menabrak pembatas jalan dan masuk rawa di ruas jalan tol KM 610 Madiun-Surabaya, Senin (31/1/2022) siang.

Masalah terbesar adalah jarak aman pengereman, kondisi jalan yang licin ban tak mampu menahan beban berat saat akan berhenti, atau deselerasi. Oleh karena itu, rumus jarak aman dikalikan dua, yaitu dari biasanya 3 detik ditingkatkan hingga 6 detik. 

"3 detik itu saat cuaca bagus. Sisa 3 detik sebagai jarak bermanuver jika terjadi kondisi darurat. Itu sudah dihitung dari titik pengereman awal sampai benar-benar berhenti. Pengendalian atau handling juga tidak stabil, terutama pada kecepatan 100 kpj lebih," ucapnya. 

Baca juga: Waspada Angin Samping Saat Melaju di Tol Layang

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, berkendara di jalan tol saat hujan, kadang-kadang bahasa isyarat tanda bahaya memang diperlukan sebagai komunikasi saat terjadi manuver berbahaya. 

Visibilitas kaca depan mobilKompas.com Visibilitas kaca depan mobil

"Aturan dan etika penting, apalagi visibilitas buruk. Pindah jalur, rem mendadak wajib ada kode. Sein jangan lupa, saat rem mendadak juga cek kondisi belakang dan samping. Blindspot itu kan ada 6 titik. Isyarat bahasa komunikasi itu untuk membantu manuver mobil di belakang, begitu mobil depan berhenti, ada kesempatan menghindar yang cukup," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau